Sabtu, 04 Maret 2017

Jerih Payah Honorer ke-2 Bondowoso dari Aksi di Jakarta



Alhamdulillah Pulang Bawa Asa menjadi PNS

PEKAN lalu, rombongan Forum Honorer K2 melakukan aksi di jakarta. Beberapa diantaranya adalah perwakilan Bondowoso. Sepulang dari jakarta, mereka membawa asa diangkat menjadi PNS.

JUMAT siang itu, puluhan keluarga menyambut kedatangan rombongan honorer K-2 yang baru datang dari jakarta, letih dan lesuh melingkupi wajah-wajh perwakilan honorer K-2 Bondowoso itu. Satu hal yang paling ditunggu tunggu oleh rekan dan saudaranya, yakni kepastian akan masa de[pan menjadi PNS.

Kedatangan perwakilan Bondowoso itu membawa senyum gembira Dimna ternyta hasilnya ada hyarapan untuk bisa menjadi PNS. Sebab keputusannya  PP tentang honorer itu tidak menambah K2 dan sampai saat ini belum ditandatangi.

Begitu mendengar hal itu, para guru honorer K2 di Bondowoso merasa lega. Sebabjerih payah mereka yang mengabdikan diri selama belasan tahun menjadi PNS. "Dan asa itu tidak tertutup, seluruh tenaga honorer K2 kembali semagat," ujar Jufri, koordinator Daerah Bondowoso.

Dia menceritakan, perjalanannya ke jakarta bersama 19 orang lainnya itu penuh semangat. Begitu sampai dijakarta dia langsung melakukan koordinasi dengan pengurus honorer K-2 lainnya. Mereka selanjutnya berkumpul di Gelora Bung Karno (GBK). Dari sana,  ternyta seluruh anggota disambut oleh kapolres Jakarta Pusat.Bahkan Kapolres jakarta pusat ikut bareng bareng long march. Hal itu karena aksi itu berjalan damai tanpa ada kekerasan.

Jumat, 03 Maret 2017

Gerilya Ketuk Pintu ala Perawat Pondok Kesehatan Desa


Bentuk Forum, Jelaskan tentang Penyakit Berbahaya

PARA perawat bergabung dalam pondok Kesehatan desa. (Ponkesdes), membentuk forum komunikasi (Forkom). Tak sekedar kumpul-kumpul, mereka juga berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat di pedesaaan. Salah satunya sosialisasi tentang teberkulosi (TBC) dari rumah ke rumah.

BALAI Desa Gebang, Kecamatan Tangerang menjadi lokasi para perawat yang tergabung Ponkesdes menggelar forkom untuk kali pertama. Masyarakat desa setemapat pun tidak banyak yang tahu dengan fforkom. Mereka, lebihtahu ada banyak perawat yang membuka pengobatan gartis.

Mereka juga kelaur masuk rumah warga memberi penjelasan soal penyakit yang harus diwaspadai. "kami sengaja mendatangi rumah-rumah untuk penyampaina materi ketuk pintu TB paru tu TBC atau tuberkulosis," ujar siti Rahmi Lestari, perawat Ponkesdes desa Traktakan, Puskesmas Wonosari.

Tak lama kemudian LIlis panggilan akrabnya mengantarkan ke perawat-perawat yang masih bertugas ketuk pintu TB. "Assalamualaikum" ujar perawat itu sambil mengetuk pintu di rumah warga. Pamflet warna hijau itu di bagikan, dari sekian banyak warga lebih senang diterangkan langsung mengenai TBC, bagiaman proses penularan, mengapa harus minum obat 6 bulan penuh tanpa putus dan efek samping jika berhenti minum obat sebelum waktunya.

Melihat Rumah adat Tanean Lanjhang di Cermee

Sudah Sangat Jarang, Bisa Dibuat Wisata

TANEAN Lanjhang adalah permukiman tradisional Madura. Karena mayoritas pennduduk Bondowoso Madura, pembangunan rumah adat itu dahulu banyak mewarnai Bondowoso. Namun saat ini sudah semakin jarang. Banyak masyarakat yang mengganti model rumah. Namun tidak bagi Andre Sekeluarga. Keluarga asal Desa Ramban Kulon, Cermee itu tetap mempertahankan rumah adat tersebut hingga saat ini. SHOLIKHUL HUDA

SIANG itu, beberapa warga baru saja pulang dari sawah. Ciri khas memanggul cangkul dan membawa sabit tergambar jelas saat itu. Perlahan-lahan dia menuju salah satu rumah yang berjajar-jajar dan berhadap-hadapan. Selanjutnya orang tersebut meletakkan peralatannya itu dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

Pemandangan lain ada di rumah satunya. Dua orang tua yang sudah berusia kakek-nenek duduk dikursi yang berada diteras rumah itu. Mereka bersantai menikmati hari tua. Di sisi lain, kondisi yang ramai terlihat di sebuah rumah yang berada disisinya. Rumah ini adalah milik keluarga Andre Mustofa. Di rumah ini kebetulan sedang ada lagi banyak tamu yang sengaja berkunjung.

Kamis, 02 Maret 2017

Serunya B'Academy di Desa Bercak, Cermee

Dikemas Menarik Tak Ubahnya Kompetisi D'Academy

KEIKUTSERTAAN Dinda Asmi, siswa SMAN Prajekan dalam D'Academy 4 mengispirasi para mahasiswa yang tengah KKN di Desa Bercak, Cermee untuk mencari bibit muda. Jadilah B'Academy atau Bercak Academy yang serunya bukan main. Sholikul Huda


ADA yang beda di kantor Desa Bercak-Cermee, Rabu malam kemarin (22/2). Sebab sejak pukul 19.00, kantor desa ini dipengaruhi masyarakat. Bahkan tidak hanya berada di area kantor desa, namun sampai meluber ke jalanan. Masyarakat itu tengah menyaksikan B'Academy.

Jadi bukan D'Academy, namun B'Academy. Acara yang diprakarsai oleh tim Mahasiswa KKN Bercak, Cermee ini tidak lain mengadopsi konsep D'Academy. Hanya saja, konteksnya adalah level desa sehingga namanya B'Academy. Namaitu disesuaikan dengan nama desa, yakn Bercak.

Menikmati Kuliner dan Udara sejuk di Kawasan Grujugan

Mobil Sedan Disulap untuk Jualan,Banyak Potensi Rest Area

SEBAGAI daerah wisata dan perlintasan dari Sibondo-Jember membuat kawasan Hutan Grujugan jadi lokasi pas Untuk Istirahat.Inilah kreatifitas warga Sumber Pandan buat rest area secara mandiri.Padahal,banyak potensi rest area yang belum tergarap maksimal.

Wawan Dwi siswanto

RIMBUNNYA pepohonan di panjang jalan Bondowoso-Jember kini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membuka usaha kuliner.Ada yang musiman ada juga yang permanen alias buka setiap hari.Apalagi,panas yang mulai menyengat saat perjalanan Jember-Situbondo atau sebaliknya begitu melelahkan.Sama dengan para wisatawan yang pulang dari Ijen,Kawu atau Kawasan wisata di Kecamatan Ijen itu.

Sampai Di Grujugan ada yang mulai ramai.Mobil,truk,dan motor banyak berhenti ditembat itu.

Rabu, 01 Maret 2017

Kepedulian Aisyiyah Bondowoso Menanggulangi Tuberkulosis

Dua Bulan Bergerak Temukan 28 Penderita

TUBERKULOSIS atau TB adalah satu penyakit yang tidak bisa dientengkan.Dan Bondowoso,saat ini masih banyak ditemukan penderita TB.Dalam hal ini,Pengurus Daerah Aisyiyah membentuk Sub-sub Receipient Aisyiyah di berbagai kecamatan untuk menekan penyakit tersebut.

Sholikul Huda

PENYAKIT TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa dan dapat menyerang siapa saja.Mulai pria,wanita,tua,muda,kaya dan miskin.Kondisinya bisa dimana saja.Selama kurun waktu 2016 misalnya,di Bondowoso tercatat ada 600 lebih penderita TB.Namun sebagian dari mereka juga telah menjalani perawatan penyembuhan.

Selain instansi pemerintah,ada komunitas yang juga intens melakukan penekanan terhadap TB tersebut.Komunitas SSR Aisyiyah ini terbentuk pada Nopember 2016 lalu.Lantas baru bergerak pada Desember.

Kepala SSR Aisyiyah Mamik Hermawati mengatakan,ada 48 kader yang selama ini intens melakukan pendataan dan pendampingan.Mereka tersebar di enam kecamatan.Yakni di Kecamatan Jambesari DS,Tamanan,Maesan,Grujugan,Tenggerang,Wonosari,Tapen,dan Prajekan.Di setiap kecamatan ada empat pendamping."Ini masih tahap awal,kami melakukan pendataan dan pendamping,"ujarnya.

Dijelaskan,melaui program penanggulangan TB tersebut.

Ketika Seniman-Seniman Muda Bondowoso Pulang Kampung

Tampil Kekayaan Budaya-Wisata Lewat Seni


Banyaknya wisata alam di Bondowoso yang tengah menimba ilmu di Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Akhir pekan kemarin, mereka menghadirkan kekayaan alam Bondowoso lewat karya.

SHOLIKHUL HUDA

BERBAGAI karya seni erpampang di stand pameran yang digelar di depan kantor Perpustakaan Umum Daerah, kahir pekan kemarin. Tepatnya hari Sabtu dan Minggu. Karya seni yang dipamerkan itu berupa lukisan dan seni digital printing. Semuannya memuat kekayaan Bondowoso. Misalkan lukisan topengkona, ojung, dan singo ulung. Berbagai seni budaya itu disajikan dengan lukisan yang menarik.

Apalagi ada Republik Kopi, menjadi hal sangat luar biasa bagi kami untuk diolah menjadi sebuah karya seni," ungkap alumnus SMKN Ceree itu.

Menurutnya selama ini kegiatan seni masih belum maksimal di Bondowoso. Ada dua hal yang menurut Fadli menjadi faktor. Pertama apakah sisi pemerintahnya ataukah masyarakatnya. Dalam sisi pemerintah, kata dia bisa jadi pemerintah kurang sosialisasi. Jika masyarakatnya, maka masyarakatnya kurang peduli. "Untuk meningkatkan kepedulian, maka perlu digenjot dengan sosialisasi," ungkapnya.

Pihak dinas parawisata pemuda dan olahraga pun mendukung semangat seni para muda tersebut.