Kamis, 02 Maret 2017

Serunya B'Academy di Desa Bercak, Cermee

Dikemas Menarik Tak Ubahnya Kompetisi D'Academy

KEIKUTSERTAAN Dinda Asmi, siswa SMAN Prajekan dalam D'Academy 4 mengispirasi para mahasiswa yang tengah KKN di Desa Bercak, Cermee untuk mencari bibit muda. Jadilah B'Academy atau Bercak Academy yang serunya bukan main. Sholikul Huda


ADA yang beda di kantor Desa Bercak-Cermee, Rabu malam kemarin (22/2). Sebab sejak pukul 19.00, kantor desa ini dipengaruhi masyarakat. Bahkan tidak hanya berada di area kantor desa, namun sampai meluber ke jalanan. Masyarakat itu tengah menyaksikan B'Academy.

Jadi bukan D'Academy, namun B'Academy. Acara yang diprakarsai oleh tim Mahasiswa KKN Bercak, Cermee ini tidak lain mengadopsi konsep D'Academy. Hanya saja, konteksnya adalah level desa sehingga namanya B'Academy. Namaitu disesuaikan dengan nama desa, yakn Bercak.


Koodinator Desa KKN UMD Asteni Aji mengungkapkan, adanya kegiatan itu terinspirasi dari Dinda Asmi. Dimana Dinda, warga Cermee asli bisa mengalahkan ke pentas nasional saat mengikuti D'Academy 4. Karena itu, akhirnya tercetus keinginan untuk mengadakan B'Academy."Kebetulan kami selalu nonton bareng saat Dinda tampil,"ujarnya.

Selain itu para mahasiswa ini seiring berkumpul di kantor desa sembari bernyanyi bersama. Lantas dalam perbincangannya, muncul ide academy. Berawal dari perbincangan kecil, akhirnya para mahasiswa ini membuat sebuah agenda."Dan ada beberapa mahasiswa yang memang memiliki bidang di dunia tarik suara, mereka ikut panduan suara di kampus, itulah yang mendukung terselengaranya acara tersebut,"ujarnya.

Panggung Sederhana, Balai Desa Full warga

Dari ide awal itu, akhirnya para mahasiswa KKN program Universitas Membangun Desa (UMD) itu membuat inisiatif kontes B'Academy. Rundown acaranya dimulai dari pendaftaran, audisi , pembekalan sampai akhirnya tampil di malam nominasi.

Saat pendaftaran, ada 19 peserta yang mendaftar. Mereka rata-rata usia SD sampai SMP. Setelah mendaftar, seluruh peserta harus ikut audisi. Audisi itu dilakukan oleh tim kecil. Mirip seperti audisi yang digelar berbagai ajang bernyanyi di kancah nasional. "Audisi itu untuk menentukan peserta yang dianggap layak untuk masuk babak selanjutnya," kta mahasiswa Fe Unej tersebut.

Audisi itu dilakukan Minggu ( 19/2 ) dan dari 19 pendaftar, panitia memiliki 10 peserta untuk tampil pada babak selanjutnya. Almas Nabilah Mahardiantri, salah seorang juri saat audisi mengutarakan, dalam audisi itu kantor desa di setting seperti layaknya audisi D'Academy. "Jadi ada ruang tunggu peserta, ada pengambilan nomor sampai mereka satu persatu menghadapi dewan juri," ujarnya.

Selain itu dalam audisi tersebut ada beberapa kriterioa penilaian yang ditentukan. Diantaranya mimik vokalnya, suaranya fals atau tidak, liriknya sampai rasa percaya dirinya. Menariknya dari para peserta juga didamping keluarganya.

Selanjutnya dari 10 peserta yang lolos, keesokan harinya mereka mendapat pembekalan. Setelah pulang sekolah, sepuluh anak itu diberi pembekalan oleh para mahasiswa. Mereka di latih vokal, mempersiapkan suara, ketepatan nada, ketepatan lirik sampai rasa percaya dirinya. "Yang kami tekankan adalah rasa percaya dirinya, sebab itu modal utama di panggung," tegas mahasiswa Fakultas Hukum Unej itu.

Setelah hal itu dilalui, barulah ke sepuluh peserta itu tampil di panggung utama. Malam penganugerahan itulah yang menjadi magnet bagi masyarakat. Kantor desa full pengunjung, para mahasiswa membuat panggung sederhana dibelakangnya ada banner B'Academy.

Dalam malam penganugerahan itu, dewan juri memiliki juara I,II dan III. Mereka berhak mendapat piala. Sementara lainnya hanya mendapat piagam sepuluh besar. Diakhir malam penganugerahan itu, juri memutuskan Adhelia Gusti Putri, siswa kelas 6 SDN 1 Bercak menjadi juara. Dia berhasil menjadi juara. Dia berhasil menjadi juara I dengan menyanyikan lagu Oleh-oleh-nya Rita Sugiarto.

Sedangkat peringkat II Rendy Jaya Prihandana, siswa kelas 1 SMPN 2 Cermee. Dia membawakan lagu dari Abiem Ngesti yang berjudul Sonia. Berikutnya yang menepati juara III adalah Rofiatul Maufiroh, siswa SDN 1 Bercak. Dia membawakan lagunya Via Vallen yang berjudul Secawan Madu.

Sementara Kepala Program Universitas Membangun Desa Hermanto Rohman mengatakan, hasil pantauannya memangmasyarakat sekitar saat ini banyak mengapresiasikan Dinda Asmi. Karena itu, dari orang tua ada yang semangat mengkader anaknya untuk menjadi penyanyi."Bahkan ada yang katanya mau ikut D'Academy 5 nantinya,"ujarnya.

Karena itu, dia mengapresiasi langkah mahasiswa KKN UMD di Bercak Cermee. Sebab setidaknya mereka memberikan ruang bagi anak-anak usia dini untuk proses belajar.(wah)
Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, 24 Februari 2017
disalin kembali oleh : JSR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar