Jumat, 03 Maret 2017

Gerilya Ketuk Pintu ala Perawat Pondok Kesehatan Desa


Bentuk Forum, Jelaskan tentang Penyakit Berbahaya

PARA perawat bergabung dalam pondok Kesehatan desa. (Ponkesdes), membentuk forum komunikasi (Forkom). Tak sekedar kumpul-kumpul, mereka juga berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat di pedesaaan. Salah satunya sosialisasi tentang teberkulosi (TBC) dari rumah ke rumah.

BALAI Desa Gebang, Kecamatan Tangerang menjadi lokasi para perawat yang tergabung Ponkesdes menggelar forkom untuk kali pertama. Masyarakat desa setemapat pun tidak banyak yang tahu dengan fforkom. Mereka, lebihtahu ada banyak perawat yang membuka pengobatan gartis.

Mereka juga kelaur masuk rumah warga memberi penjelasan soal penyakit yang harus diwaspadai. "kami sengaja mendatangi rumah-rumah untuk penyampaina materi ketuk pintu TB paru tu TBC atau tuberkulosis," ujar siti Rahmi Lestari, perawat Ponkesdes desa Traktakan, Puskesmas Wonosari.

Tak lama kemudian LIlis panggilan akrabnya mengantarkan ke perawat-perawat yang masih bertugas ketuk pintu TB. "Assalamualaikum" ujar perawat itu sambil mengetuk pintu di rumah warga. Pamflet warna hijau itu di bagikan, dari sekian banyak warga lebih senang diterangkan langsung mengenai TBC, bagiaman proses penularan, mengapa harus minum obat 6 bulan penuh tanpa putus dan efek samping jika berhenti minum obat sebelum waktunya.

Pengobatan Darah Tinggi, Diabetes hingga TBC

jika putus minum obat akan muncul kuman TB yangkebal terhadap obat. Sehingga maikin sulit disembuhkan. Bahkan penyembuhan lewat disuntik selam satu tahun juga belum tentu ampuh mengusir kuman TB.

Disaat perawat ponkesdes ketuk pintu TB, sebagi mereka juga membantu pengobatan diabetes dan darah tinggi di balai desa. Budiono, perawt Ponkesdes Desa Jamboenom, jambesari sekaligus ketua Forkom mengatakan, Ponkesdes ini program dari jatim yang mulai terbentuk pada 20109. Bertahun tahun ada perawta masuk desa-desa tersebut sudah terbentuk forkom, tentu forkom ini menjadi wadah perawat Ponkesdes untuk koordinasi dan bagaimana kendala yang dihadapi selama di lapangan. sebab setiap dasa punya karakter yang berbeda-beda.

Dalam pembentukan forkom tersebut sengaja digelar di balai desa tidak di gedung uyang berada di kota. "kami ini ujung tombak pelayanan masyarakat. Makanya, dilaksanakan di desa biar dekat dengan masyarakat," ujarnya.

Agar lebih dekat ;lagi dan berkontribusi ke warga ada kletuk pintu TB baru dan pos pembina terpandu pada penyakit tidak menular (Pospindu ini khusus pengobatan diabetes dan darah tinggi. Sebab dua penyakit tidak menular tersebut banyak diderita oleh warga yang rata-rata usia lanjut.

Sedangkan untuk ketuk pintu TB para ini juga beerhubungan memperingati hari TBC, terlebih lagi juga ada program seperti itu dari kementrian kesehatan (kemenkes). Dia berharap dari kegitan ini, juga berdampak kepada masyarakat bahwa ada ponkesdes yang selalu hadir hingga ke desa-desa. Untguk biya baksoso dan gelar farkom tersebut da    ridana swadya anggota.

Sementara pasidi Shidik, kabid pencegahan dan pengendalian penyakit (p2p) Dinkes yang turut mengatakan, program ketuk pintu TB paru tidak hanya berhenti sampai disini aja tapi terus dilakukan di masing-masing pu7skesmas. Secara teknis penanganan, pasioen yang terkena TBC di didtanagi petugas di data anggota keluaryang sering berkunjung ataupun tetangga. Dari itu mereka akan datangi ke rumah sanak keluarga atau tetangga mengenaiTBC. Ini adalah bentuk pencegahan dan mendeteksi lebih dari TBC. "Kalu rumah sanak keluarganya ada di desa lain. ya koordinasi. maklanya forkom ini juga sangat diperlukan," pungkasnya.(wah)


Sumber: Jawa Pos Radar Ijen 27 Februari 2017

Disalin Kembali Oleh.(Rs)

2 komentar: