Selasa, 28 Februari 2017

Ketika Desa dan Mahasiswa KKN Berkolaborasi Penanganan Sampah



Gelar Lomba Tempat Sampah dari Bahan Daur Ulang


BANYAK cara memperingati hari peduli sampah pada 21 Februari hari ini. Salah satunya adalah kolaborasi antara Pemerintah Desa Prajekan Lor, yang membuat penyadaran sampah dari bahan daur ulang.

WAWAN DWI SISWANTO
BALAI desa Prajekan Lor Minggu malam, (19/2) rasanya seperti malam perayaan HUT 17 Agustus. Ragam pertunjukan kesenian itu ada, bahkan ada pula disc jockey (DJ) yang membuat anak muda setmpat terhibur. Acara gelar seni itu, nyatanya bukan dalam rangka hari ulang tahun. Back drop panggung itu bertuliskan sampah menggugat dan lingkungan diabaikan, sampah dikambinghitamkan. "Ini acara puncak lomba membuat tempat sampah," ujar Fandi Shofan Hidayat, Kades Prjekan Lor.

Fandi menjelaskan membuat lomba semacam ini pun juga menyiapkan isu sampah secara global di hari peduli sampah. Ide awal membuat lomba tersebut dari mahasiswa Unej yang KKN di Desa Prajekan Lor. Fandi yang sabar bahwa sampah selalu menjadi masalah klasik di desanya, membuat pria yang pernah menempuh kuliah di Jogyakarta tersebut mendukung penuh dan ikut mensukseskan lomba.

Apalagi, kata dia, desanya tersebut menjadi hilir aliran sungai dari Desa Lumutan, Botolinggo. Prajekan Kidul dan terakhir di Prajekan Lor. Sehingga, sampah dari desa yang cenderung posisinya lebih tinggi tersebut terbawa hingga ke Prajekan Lor Belum lagi ditambah limbah rumah tangga.

Perjuanagn Anak-Anak di Desa Sumberejo, Ijen Sampai ke Sekolah

Musim Hujan Harus Berangakt Subuh Agar Tidak Telat

BAGI anak-anak di Desa Sumbe Rejo, Kecamatan Ijen butuh perjuangan tersendiri untuk sampai ke sekolah. Mereka harus berjalan berkilo-kilo meter melintasi jalan berbatu dan berdebu.(Wawan Dwi Siswanto)

KECAMATAN Ijen menjadi daerah paling tinggi dan paling sejuk di Bondowoso. Dengan ketinggian rata-rata 1500 Mdpl, Kecamatan Ijen jadi lokasi peristirahatan terakhir wisatawan domestik hingga mancanegara sebelum mendaki ke Kawah Ijen.

Senin, 27 Februari 2017

Ketika Anak-anak muda Mnyampaikan Kritikan Lewat Video

Traffic Light Alun-alun Error Dibuat Video Disko Jalanan


TEMPAT dugem di Bondowoso memang tidak ada. Tapi berkat kreatifitas anak muda Izra Tamaris, Rizky Oktirasriza dan Ryan Indrawardana, diskoan di jalanan. Inilah bentuk kritikan lewat video lucu fasilitas umum yang rusak.

WAWAN DWI SISWANTO

TIGA anak muda Izra, Rizky, dan Ryan lagi asyik nongkrong di cafe abru di Jl Zainal Arifin. Mereka tak hanya sekedar nongkrong dan menikmati segelas kopi saja, tapi juga membahas kejadian lucu, aneh, dan mengelitik dari ari video di Medsos IG amupun Path. Video ikan pari jumbo dari Panarukan Situbondo pun jadi pembahasan mereka. "Baru sampai dari Situbondo. Ini ada ikan pari besar sampai gotong royong yang mau angkat," ujarnya.

Dari video tersebut mereka bertanya-tanya apa ikan pari sebesar itu dilindungi apa tidak?. Jika ikan pari yang kecil mungkin tidak, karena masih banyak di jumpai di pasar tradisional dan di jual bebas pula. Dari brosing di internet ada ikan pari yang di tetapkan sebagai hewan yang dilindungi dan terancam punah. Ikan pari itu adalah pari manta karang (Manta alfredi) dan manta oseanik (Manta birostris). "Ini dilindungi apa tidak gak tahu itu. Mungkin bisa jadi kritikan saja, peburuan ikan pari sapa tahu ada yang mengerti apakah dilindungi apa tidak," ujar Ryan. Video yang di rekam lewat handpone tersebut pun juga di setting slow motion.

Musang Lovers, Komunitas Penggemar Musang di Bondowoso


Peduli Karena Ada Musang yang Mulai langka

MUSANG atau Luwak, merupakan hewan liar. Tak banyak masyarakat yang memeliharanya. Namun beberapa pemuda di Bondowoso, memelihara dan mencintai musang dan membentuk komunitas Bondowoso Musang Lovers,

PAGI itu, beberapa musang berlari-lari di sekitar Paseban Alun-alun Ki Ronggo. Beberapa musang itu berlari lari menjauh dari pemiliknya. Sesekali sang pemilik mengejar. Namun karena musang musang itu sudah patuh, mereka kembali kepada pemiliknya. Itulah suasana kegiatan Bondowoso Musang Lovers (Bomers) pada Minggu pagi di acaraCar Free Day. (CFD)

Pupun ketua Bomers mengaku saat ini ada sekitar sepuluh orang yang bergabung dalam Musang Lovers. Mereka adalah pemuda Bondowoso yang suka memelihara musang. Musang atau luwak tersebut bahakan sampai nurut , sehingga mereka dilepas tanpa tali. "Kalau memeliharanya sejak kecil. ya penurut," ujar pemuda asal MT Harryono, Badean Bondowoso itu.

Dia menjelaskan., Bomers adalah bagian dari perkumpulan pecinta musang di Indonesia.Di kancah nasional ada Musang Indonesia (P3MI). Visi kami melestarikan atau mengembangbiakkan musang di Indonesia agar tidak punah," tegasnya.

Saat acara CFD itu, Bomers juga memberi edukasi tentang pengetahuan musang pada masyarakat. Yakni dengan membuat banner berbgai jenis musang.

Sabtu, 25 Februari 2017

Badai yang Terus Menghantui Masyarakat Bondowoso

Semua Wawasan Pohon Tumbang dan Rumah Roboh


BADAI memang pasti berlalu. Namun beberapa hari ini, angin badai masih melanda semua wilayah di Bondowoso bahkan di Jatim. Tak sedikit longsor, pohon tumbang dan rumah yang rusak akibat terjang angin tersebut. SHOLIKUL HUDA

Ketika Mapala UI Mengelar Pendidikan Dasar di Ijen



Takjub Keindahannya, Gunung Suket Menyimpan Sejarah


KEINDAHAN alam kawah, Ijen menjadi perhatian dunia pecinta alam (PA) pun hanya dari PA se tapa kuda atau jatim. Mahasisiwa pecinta alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI) pun takjub keindahan Ijen. Tak hanya ijen dengan kawahnya, daerah lereng di wilayah Bondowoso patut di explore dan dipromosikan potensinya.

WARGA Desa Rego Agung, Sumber Wringin 22 Januari kemarin tampak semringin dan penasaran dengan puluhan pemuda pemuda yang datang ke desanya. Mereka datang dengan membawa tas besar atau yang disebut carier. dari logat pemuda tersebut bukan dari Bondowoso sekitarnya, tapi dari Ibu Kota Jakarta.

Mereka adalah para mahasiswa dari UI. Datang ke Bondowoso, untuk melakukan  perjalanan panjang di pendidikan dasar. Rute yang dilalui adalah Gunung suket, Raung Gampit, Gending Wuluh dan berakhir dijampit, Kecamatan Ijen. Kedatangan mereka di desa Rejo Agung pun tak langsungmelakukan pendakian, tapi bakti sosial.

Kawkab Barralima, Ketua Pelaksana jelajah Pegunungan Ijen mengatakan baksoso tersebut tentu adalah bagaimana memberikan penyuluhan hidup sehat, dan bagaimana memberikan arahan kepada orang tua serta peserta didik untuk peduli dengan pendidikan. "Ada penyuluhan hidup sehat, program peduli pendidikan, dan perlo9mbaan," terngnya.

Jumat, 24 Februari 2017

Cerita Prof Indah Prihartini Mendampingi Petani Organik Bondowoso

Pernah Dibilang Gila,Beras Bondowoso Tetap Paling Enak

BOTANIK Kepanjangan dari Bondowoso Pertanian Organik sudah ada sejak 2008 lalu.Kini,bukti suksesnya Botanik pun muncul pengembangan klaster padi organik di Desa Lombok Kulon,wonosari.Salah satu pendamping petani setempat ada Prof Indah Prihartini.

WAWAN DWI SISWANTO

AKHIR Januari kemarin para petani organik di Desa Lombok Kulon berkumpul.Mereka diberikan ilmu baru teknik menanam dengan cara Hazton dan SRI.Ada tiga orang yang memberikan pencerahan,masing-masing Kepala Dinas Pertanian,perwakilan Bank Indonesia,dan satu lagi Profesor Indah Prihartini.Perempuan berjilbab itu begitu akrab dengan cara petani.Tak sedikit pula petani memanggilnya dengan sebutan bunda ataupun bu profesor.
Kata-kata yang membuat bangga bagi petani setempat adalah beras variates sinatur dari pertanian organik Lombok Kulon,ini paling nikmat."Saya makannya beras organik,dan rasanya beras dari Bondowoso yang sinatur itu paling enak,"katanya.Indah memang paling enak,"katanya.Indah memang malang melintang dunia padi organik di beberapa tempat,mulai Jombang,Bojonegoro,Lumajang,Banyuwangi,Kalimantan Barat,Kuningan,Karawang,Indramayu,Sukabumi,dan Blora.
Guru besar Unmuh Malang(UMM) Bidang Bioteknologi ini juga sebagai staf ahli bidang pertanian Bank Indonesia,masih ingat pertama perjuangan Bondowoso menuju Botanik."Botanik sudah dicanangkan 2008,tapi ada produk bersertifikasi,"ujarnya.

Kamis, 23 Februari 2017

Menikmati Keindahan Aquarium dengan Aquascape

Senang karena Menyukai Ikan dan Keindahan

AQUASCAPE adalah seni mengatur tanaman air yang dipadukan dengan kayu, batu, dan ikan. Diyakini, aquascape ini dapat menjadikan mata segar dan bisa me-refresh otak bagi yang melihatnya. SHOLIKHUL HUDA.
RATUSAN ikan memenuhi aquarium di rumah Kapriyanto yang berada di Dusun Krajan, RT4 RW 1, Maskuning kulon, Pujer. Ikan-ikan itu ditebar di beberapa aquarium besar. Ada yang bentuk ikan itu kecil dan adan yang bentuknya besar. Selain itu, ada berbagai macam tumbuhan air yang ditanamnya didalam aquarium. Tidak hanya tumbuhan air, namun banyak juga batu dan kayu yang dibentuk dengan dilapisi lumut alami yang dirancang pertumbuhannya.

Semua itu dibuat oleh Kapriyanto. Dia adalah sarjana pertanian Unej. Saat kuliah dahulu, dia menempuh Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (Hpt) Faperta Unej. Ternyata dalam perjalanannya, Kapri tertarik dengan pembuatan aquascape."Awalnya ada komunitas di Jember, akhirnya saya ikut,"ujarnya.

Kampus Expo, Kegiatan Mahasiswa Bondowoso Saat Liburan


Datang Sekolah, Motivasi Siswa Untuk Kuliah

BEBERAPA pekan ini, para mahasiswa Bondowoso yang menimba ilmu di luar kota pulang kampung. Sembari menikmati liburan, para mahasiswa berbagai perguruan tinggi itu membuat kegiatan positif untuk kota tercinta.

Abdul Hadi,Kolektor Benda Kuno dari Curahdami

Ingin Cerita Masa silam Ada Bukti Fisiknya

MENJADI kolektor benda kuno nan antik memang menjanjikan karena semakin lama semakin mahal.Tapi bagi Abdul Hadi menjadi kolektor itu bukan untuk dijual kembali tapi menjadi bukti benda alam sebuah cerita masa lampau untuk anaknya termasuk dunia pendidikan.

WAWAN DWI SISWANTO

MENUJU ke markas raider 514 di Petung Curahdami ada satu rumah yang menjadi daya tarik.Rumah dengan aksen benda kuno dan terdapat patung seperti kediaman orang dari bali."Memang banyak orang yang mengira rumah saya ini rumahnya orang Bali,"ujar Abdul Hadi,pemilik rumah itu.

Di ruang tamunya hiasnya serba dari kayu,tembaga dan ada pula dari keramik.Di sudut ruang tamunya pun juga ada beberapa patung terbuat dari kayu.Temboknya pun tak luput dari benda kuno.Ada lempangan dari tembaga ada pula tombak kayu dan tombak tembaga.Di etalase,Hadi menunjukkan benda dari tembaga."Ini tempatnya menaruh daun sirih untuk nginang.Jadi orang tua dulu ngemilnya nginang,"terangnya.

Hadi pun juga baru mendapatkan benda kuno dari rumah sakit .Benda yang terbuat dari logam dan ada lampu seperti petromak,tersebut adalah  oksigen."Sebelum modern ini dulu alat penyuplai oksigen sebelum ada tabung oksigen.Tapi gak tahu cara pakainya bagaimana,"terangnya,Hadi mendapatkan itu pun dari orang Jember.

Rabu, 22 Februari 2017

Semangat Mahasiswa Memasarkan Produk Unggulan Desa


Menginsiasi, Mendorong sampai Memasarkan

MENCOBA, Itulah tujuan para mahasioswa ini saat memasarkan produk desa kemarin (5/2). Mereka melakukan uji coba. Tujuannya mengukur seberapa besar minat masyarakat pada berbagai produk dari sepuluh desa di Bondowoso.

SHOLIKHUL HUDA

SUASANA pagi yang cerah membuat suasana car free day kemarin terlihat semarak. Hal pulalah yang menjadikan suasana Car Free Day (CFD) Bondowoso cukup ramai. Seperti biasanya, selain orang yang berlari dan berjalan kaki, ada banyak anak yang bermain sepatu roda.

Diantara keramaian itu, ada spot yang sedikit berbeda. Yakni di sebelah timur Paseban. Itulah stand yang dibuat oleh mahasiswa KKN UMD dari Unej. Mereka saat itu tengah memasarkan produk dari sepuluh desa dari tempat KKN. Menariknya, produk yang mereka bawa laku keras, apalagi yang namanya aneh. Bisa dalam sekejap habis.

Aan Yuliana, mahasiswa dari Desa Cermee mengaku, pihaknya menginisiasi warga untuk membuat dua produk. Pertama Virgin Coconut Oil (VCO) dan Brownies Pisang Bekatul. VCO sendiri adalah minyak dari kelapa murni yang dibuat tanpa proses pemanasan. "Hanya di fermentasi dengan ragi roti," akunya.

Inisiatif itu dilakukan karena di Desa Cermee dearahnya banyak ditumbuhi kelapa. Didaerah itu banyak sawah yang pinggirnya ditanami kelapa. Sehingga kekayaan kelapa di desa itu sangat banyak. Saat anak-anak KKN di tiba di desa itu, akhirnya ada inisiatif membuat terobosan agar kelapa lebih tepat guna. "Akhirnya kami bersama-sama membuat produk VCO," ujar mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Unej tersebut.

Singkong Kaspro, Ketela Andalan Desa Gentong, Taman Krocok



Petani Kirim Ke Lumajang Dan Madiun

DESA Gentong, Taman Krocok menjadi salah satu desa yang punya potensi besar singkong atau ketela jenis kaspro. Ketela yang merupakan bahan baku pembuatan tepung tapioka itu

sangat dibutuhkan oleh pabrik. Tak heran, jika kepala desa dan camat tamnkrocok ikut menanam singkong itu untuk memotivasi warganya untuk ramai-ramai tanam singkong kaspro.

GUGAH EKO

PAGI itu para buruh tani turun ke ladang yang terbentang cukup luas di Desa Gentong. Maklum, saat ini sudah waktunya panen singkong yang memiliki ukuran cukup besar dan berbobot itu. Tampak para pekerja menggali tanah untuk mengambil singkong yang ada di dalam tanah. "Ini singkongnya sudah dipanen," ungkap Kades Gentong Misyono yang memiliki lahan seluas hampir 4,5 hektare lahan yang kesemuannya ditanami singkong kaspro.

Apalagi kata Misyono, pengusaha pembuatan tepung tapioka sudah memesan singkong dari Desa Gentong. "Singkong ini sudah ada yang membelinya. Saya tinggal memanen dan mengankut singkong ke Lumajang dan Madiun. Karena, kami sudah menjalani kerjasama dengan pengusaha tepung taioka di dua kabupaten itu," katanya.

Sedangkan harga yang dijual ke Lumajang dan Madium sebesar Rp 600 per kilogram dan Rp 700 per kilogram. "Kami sudah sepakat dengan harga yang sudah ditetapkan ini, jadi kami tinggal kirim saja," katanya. Misyono mengatakan, puluhan hektare lahan milik masyarakat Gentong saat ini selain ditanami ketela pohon jenis Kaspro ada juga yang menanam singkong jenis lokal. Dan, ketela-ketela itu cocok jika ditanami di Tamankrocok. "Karena kondisi ketela pohon," ujarnya.

Selasa, 21 Februari 2017

PMR Wira SMPN 1, Juara Umum untuk Kali Kedua

Latihan Sebulan Untuk Lomba Sehari

DALAM dunia kepalangmerahan, kader-kader Bondowoso patut diapresiasi. Sebab sepuluh delegasi PMR Wira SMPN 1 Bondowoso berhasil menjadi juara umum kali kedua dalam ajang Youth Red Cross Fair Competition (UREFO). Kegiatan yang diadakan di SMAN 2 Jombang itu adalah taraf Jawa Timur.

SHOLIKHUL HUDA

ENAM piala kecil dan dua piala besar berjajar di sebuah ruangan di SMPN 1 Bondowoso. Di badan piala yang besar itu, terpampang tulisan Juara Umum Urefo. Tropi juara umum itu adalah kali kedua diraih tim PMR Wira SMPN 1 Bondowoso.

Ada sepuluh delegasi yang berangkat ke SMAN 2 Jombang hari Minggu kemarin (29/1). Mereka adalah Rifki Dayu Setyawan, Shinta Aura Angelina, Melati Sukma Ayu Putri, Revina Aprilli Ghina Imani, Auni Hidayati, Adel Virasta, Rulli Cahya Wardani, Putri Ubara Bintang Nabila, Iftitah Nurrahmadhini dan Rizky Oktaviandi Sapura. "Ketuanya adalah Auni Hidayati," ungkap pembina PMR Gilang Pramudita Ikaswara.

Melihat Aktivitas Komunitas My Trip My Adventure Bondowoso

Ajari Warga Upload Destinasi Wisata ke Media Sosial


    SEMANGAT 'mbolang' ataupun berpetualang tengah menggelora di kalangan anak-anak muda Bondowoso. BAhkan ada yang membentuk komunitas My trip My Adventure (MTMA). TAk hanya berpetualang, namun ada hal yang diperbuat untuk wisata Bondowoso.

WAWAN DWI SISWANTO
    WISATA Pesona Patirana 28 atau yang lebih keren di sebut P-28 makin banyak pengunjung. Mereka datang tak hanya berkelompok, ada yang berdua, satu keluarga ada juga satu instansi pemerintahan ataupun swasta. BAgi warga Dusun Patirana, Desa Wonosari, Grujugan tentu mereka tersenyum desanya itu kian banyak pengunjung dan perjuangannya mengembangkan wisata pu tak sia-sia.
    Kebahagiaan warga Patirana pun juga disarakan pemuda yang mengenakan kaos hitam itu. Puluhan pemuda itu naik ke P28, mereka menikmati wisata perbukiitan tersebut tidak hanya dua tiga jam saja tapi mereka bermalam. LAyaknya anak muda pada umumnya, camping, bernyanyi, dan membuat perapian yang kian menghangatkan suasana. Esok harinya mereka bersiap-siap beraksi. Tak untuk pulang atau sekedar foto-foto saja tapi mereka mulai bersiap-siap melakukan penghijauan.
    Menggali tanah atau memindahkan bibit buah-buahan dari polibag untuk ditanam. "Ada durian, mangga, dan alpukat," ujarnya Tomy Sindy Wicaksono, ketuaMTMA regional Bondowoso. Untuk bibit tanaman tersebut pun juga mendapatkan bantuan dari PErhutani KPH Bondowoso.
    Dari penghijauan tersebut tidak hanya dilakukan MTMA Bondowoso asja, ada MTMA Situbondo, Jember, MTMA Explore Bondowoso, SUara RAkyat Bondowoso (SRB), tour and travel, serta pemuda desa setempat.

Senin, 20 Februari 2017

Ruslani, Guru yang Menjadi Langganan Qori di Pendapa

Sempat Jadi Abdi Dalem Kiai, Menajdi PNS karena Bejo

MUHAMMAD Ruslani merupakan guru MAN Bondowoso. Dia sering kalim menjadi qori atau pembaca Alquran din berbagai acara yang diadakan di pendapa Bupati. Ternyata ketika mengenal lebih dalam, perjalanannya penuh dengan liku.(SHOLIKHUL HUDA)

BEBERAPA gelas kopi di warung di sebelah MAN Bondowoso hari itu seakan menjadi penghangat suasana yang dingin akibat guyuran hujan. KEbetulan saat itu, para guru yang ngopi itu tidak memiliki jam mengajar. Sehingga mereka asyik menikmati kopi di tengah guyuran hujan.

M Ruslani, salah seorang guru pun tak ketinggalan untuk nimbrung dan menikmati kopi hari itu. Selama ini, M Ruslani sering mendapat tugas menjadi qori dalam berbagai acara. Begitu juga ketika ada agenda do pendapa, dia sering mendapat tugas menjadi qori. "Saya hanya bejo saja menjadi qori, sebab dulu saya paspasan, kalau dikatakan profesional ya tidak," ungkapnya merendah.

Dia menceritakan awal kali belajar qiro'at dahulu dimulai di tanah kelahirannya, yakni di Sumenep. Yakni saat dirinya kelas 3 Madrasah Ibtidayah. Awalnya Ruslani hanya mendengarkan saja. "Dalam bahasa maduranya Nok Ngonok'in, ngedingakin," ungkapnya.

Abdul Muhait Menjual Keindahan Bondowoso Lewat Kain Batik


Ada Motif Kawah Wurung, Topeng konah, dan daun Kopi

ABDUL Muhait memang pelaku baru dalm bati tulisan di Bondowoso. Tapi dia memberanikan diri membuka sendiri usaha dengan motif tentang keindahan alam Bondowoso. Batik karyanya pun ada bermotif topeng konah, kawah wurung (kawu), bahkan ada perpaduan daun singkong dan republik kopi.

BEBERAPA pekerjaan di sebuah rumah mungil di Dusun Lor Kali, Desa/Kecamatan Maesan itu terlihat sibuk dengan cantingnya masing-masing. Di lain tempat, warga juga terlihat menjemur batik yang baru selesai di warnai. Usaha rumahan itu bukanlah perusahaan besar. Untuk masuk ke perkampungan padat itu pun harus melewati gang kecil. hanya di ujung jalan terdapat tulisan UMKM batik binaan Diskoperindag Bondowoso. Tuisan itulah yang menjadi penanda di sekitar kampung tersebut terdapat usaha batik.

Sepintas, karya batik tulis yang dihasilkan hampir sama dengan sebagaian batik tulis pada umumnya yang dominan corak flora. Satu yang menarik adlah batik berwarna kuningh. "Ini perpaduan anatar daun singkong dan daun kopi. Motif daun singkong kan kan ciri khas batik Bondowoso, Karenba kota tape. tapi sekarang Bondowoso kan punya ikon kopi, Bondowoso republik kopi, jelas jelas muhait, pemilik usaha batik Maesan menunjukkan hasil karyanya. kebetulan siang itu, ada Sunaryadi, salah satu kabid di dinas pariwisata, Pemuda olahrga tengah melihat keunikan batik tersebut.

Namun ada satu lagi motif batik yang jadi indentitas Bondowoso. Batik berwarna merah itu bermotif tarian topeng konah. "Suka saja sama tarian topeng konah, saya lihat pertunjukannya bagus dan coba diaplikasikan di kain batik," ungkap Muhait

Sabtu, 18 Februari 2017

Mendukung Dinda Asmi, Remaja Cermee di Ajang D'Academy Indosiar (2-habis)

Mayarakat Bentuk Tim Kreatif Dukung Dinda


SEJAK
Dinda Asmi lolos di A'cademy 4 indosiar, dukungan datri berbagai pihak langsung mengalir. Bahkan ada yang membentuk tim kreatif. Hal itu mengingat posisi Dinda yang sudah menasional, bisa ikut mempromosikan potensi wisata Bondowoso. Mulai budaya sampai branding Republik Kopi.

BEGITU
Dinda tampil di layar kaca salah satu stasiun televisi nasional, nama Bondowoso yterus diperbincangkan. apalagi gadis yang kini berumur 17 tahun itu, memiliki kepercayaan diri yang kuat. Sehingga host D'Academy 4 menggunakan durasi yang agak lama untuk Dinda. Hal itu  pun menjadi keberuntungan bagi Bondowoso. "Setidaknya Bondowoso dikenal secara nasional," ujar Saiful Bahri Husnan, salah seorang warga Bondowoso.

Sadar akan potensi itu, lantas beberapa elemen mebuat gerakan untuk mendukun kiprah Dinda di DA4. Mereka membentuk tim kreatif pemenangan Dinda. Tak hanya itu, berbagai lini juga menyuruhkan dukungan. Mulai Dinas pariwisata Pemuda dan Olahraga yang membuat benner. Dinas koperasi, Dinas kesehatan yang menegrakan puskesmas sampai orang-orang di pasar di seluruh Bondowos.

Untuk tim kreatif itu, awal kali digas melalui sebuah grup Whatsapp yang berisi para pemiuda, pendidik, politisi, birokrat dan elemen lainnya. 'Kami ingin menagkap kesempatan emas ini," ungkap M , salah seorang pengusul tim kreatif tersebut. Lantas dengan mengalir tim itu terbentuk. Dan ketuannya dipercaya kepada nSaiful Bahri  Husnan, yang juga ketua Hipsonida Jatim. Mereka lantas membaut posko untuk Dinda di Radio Mahadika (depan pondopo bupati).

Mendukung Dinda Asmi, Remaja Cermee di Ajang D'Academy

Singkirka Ribuan Peserta, Warisi Bakat sang Bunda

NAMA Dinda Asmi pekan ini menjadi buah bibir di Bondowoso. Hal itu tak lain karena kiprahnya mengalahkan ribuan peserta audisi di Surabaya di ajang D'Academy Indosiar. Kemarin malam, dia sudah tampil di laya kaca dan membutuhkan dukungan pembaca semua.

SHOLIKHUL HUDA


AWAL pekan kemarin, konser panggung eliminasi D'Academy 4 untuk 35 besar mulai dilaksanakan. Sala satu dari peserta itu adalah Dinda Asmi, remaja asal Desa Sulingwetan, Cermee, Bondowoso. Perempuan yang memakai nama panggung Dinda Asmi itu sebenarnya bernama lengkap Dinda Aprilia Rakipinanda.
Terlahir dari pasangan Asmi Utami dan M Rakib, Dinda memiliki bakat sebagai penyanyi yang luar biasa. Memang sang Ibu Asmi Utami, adalah penyany berbahasa Madura yang sudah cukup dikenal. Bahkan sang ibu juga telah banyak membuat album.
Ternyata, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.  Dinda Asmi anak dari Asmi Utami juga memiliki bakat yang tak kalah hebatnya. Sejak kecil Dinda Asmi telah menggeluti dunia tarik suara."Saya sangat suka bernyanyi,"ujar Dinda kepada Jawa Pos Radar Ijen menjelang keberangkatannya ke Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dinda berangkat ke Jakarta setelah terpilih menjadi lima besar Audisi Jawa Timur. Awal kali Dinda mengikuti audisi di Gedung BK3S Jalan Raya Tenggilis, Kota surabaya pada 7 Nopember 2016 lalu. Dalam audisi itu, ada ribuan peserta. Namun panitia melakukan seleksi gugur.
Pertama seleksi diambil 300 orang saja. Saat itu, belum bertemu dengan tiga juri Nassar Dewi Persik dan Iis Dahlia. Namu ternyata.

Jumat, 17 Februari 2017

Saat Mahasiswa Mesir dan Tiongkok Mencicipi Kopi Bondowoso

Kopi Indonesia Itu Enak dan Terkenal di Mesir

KOPI Arabika Java Ijen Raung enjadi komoditi favorit pada 2016 lalu.Hal tersebut karena tak lepas dari gema Bondowoso Republik Kopi.Akhir pekan lalu(22/1),dua mahasiswa asing yang menjadi volunter datang dan menyempatkan diri mencicipi kopi khas Bondowoso.

SHOLIKUL HUDA


DUA mahasiswi muda berparas asing itu pagi sedang mengisi sebuah acara di SDN Dabasah 1.Sesekali kedua mahasiswi itu memberi arahan kepada para siswa SD dengan bahasa inggris.Terlehit komunikasi mereka sangat akrab.Kedua mahasiswa itu masing-masing Farida Ahmed,dari buah universitas di Mesir dan Chen,mahasiwi Beijing Normal Univercity,Tiongkok.Kedatangannya ke Bondowoso,dalam rangka menjadi volunteer dalam Aiesec Indonesia.Kebetulan,ada anak Bondowoso yang berhasil bergabung dalam Aiesec."Aiesec adalah organisasi internasional untuk para pemuda yang membantu mengembangkan potensi kepemimpinan,Aisec merupakan organisasi terbesar sedunia,"ujar Ratna Safitri,warga Bondowoso yang menjadi anggota Aiesec.
Tujuan kedatangan volunteer itu sebenarnya fokus di acara home town project di SDN Dabasah 1.Mereka bersama Ratna Safitri yang menjadi Organizing Committee President Home Town Project melakukan sosialisasi pentingnya menjaga ginjal.Sosialisasi itu berupa ajakan kepada seluruh siswa untuk membiasakan diri meminum air secukupnya."Ginjal adalah penyakit pembunuh nomor empat di Indonesia,dan cara yang paling sederhana mengurangi potensi penyakit itu adalah dengan meminum air,"ujarnya.
Sementara setelah penyelenggaraan itu,tak lupa Ratna bersama volunteer yang menjadi panitia lokal ingin mengenalkan Bondowoso lebih jauh.Sebab memang seluruh panitia lokalnya adalah para mahasiswa asal Bondowoso yang sedang kuliah di Jember.Ada yang dari Unej,STIE Mandala dan berbagai kampus lainnya."Kami lantas membuat jadual ke Blawan(Kecamatan Ujen,Red),"terangnya.
Di sana,rombongan ini mampir ke Kedai Bebas Mat Coffee.Mat Husan yang menjadi tuan rumah,menyambut baik seluruh tamu itu,Disanalah kedua mahasiswi asing itu mencicipi kopi"Rasanya enak banget,"ungkap Cehn,mahasiswa asal Tiongkok dengan ungkapan bahasa negara asalnya.

Corak dan Ragam Gazebo Bambu yang Terus Berkembang


Padukan dengan Kayu, Etalase Pun Mulai Pakai Bambu

HAL-HAL yang berbau alami kini tengah banyak diminati masyarakat. Selain wisata alam yang sedang biiming, furniture rumah pun mulai banyak yang menampilkan kesan alami. Bambu salah satunya. Selain mendesain menjadi tempat tidur, ada juga di desain untuk etalase toko-toko.
( WAWAN DWI)

EMPAT orang pekerja itu sudah beberapa hari ini terlihat serius memasang gazebo di sebuah rumah di Tegalampel, Bondowoso. Selain memilih bambu dan memadukan warnanya, para pekerja tersebut juga harus bekejaran dengan hujan yang beberapa hari ini terus mengguyur.

Kamis, 16 Februari 2017

Ibu-ibu Muda Enerjik yang Peduli Kebersihan Mukena di Masjid


Berawal dari Risih Bau Mukena, Kumpulkan-Cuci Mukena

SELAMA ini, banyak didapati mukena yang berbau apek karena kurang perhatian. Para ibu muda di Bondowoso ini membuat terobosan dan bergelirnya ke masjid-masjid. Mereka mencuci mukena tersebut agar nyaman saat dipakai salat.

Riko Riskianto,Pesepakbola Masa Depan Bondowoso

Ditempa di bataan,Di minati SSB di Jakarta

Prestasi sepak bola Bondowoso memang tak secemerlang tetangganya.Berkat pembinaan terus-menerus,akhirnya mulai muncul nama Riko Riskianto pelajar SMPN 4 yang sudah diminati SSB Blue Eagle di jakarta Timur.

WAWAN DWI SISWANTO


ADA menu baru dalam diskusi dan perbincangan di kantor KONI Bondowoso.Yaitu Riko Riskianto pelajar SMPN 4 Bondowoso yang menyita perhatian."Ini foto-fotonya,"ucap Santidjo seketaris KONI Bondowoso ini.

Foto itu ada dua,satu Riko memenang piala sebagai juara satu dengan hadiah Rp 50 juta dan Rp 3 juta.Foto tersebut pun menunjukkan pelajar kelahiran 17 januari 2001 itu masih kecil,dan tubuhnya kurus.Surat masuk dan keluar di KONI pun menunjukkan Riko dipakai oleh sekolah sepak bola (SSB) Blue Eagle dari Jakarta yang memohon surat dispensi sekolah dan ditunjukkan ke Dispendik Bondowoso juga.

Sepak terjang mengolah si kulit bundar Riko berawal saat Ikut klub Persatuan Sepak Bola Bataan(PSBA) Bataan Krajan,Tenggarang.Berposisi sebagai gelandang serang Riko Pun tak mau kalah dengan seniornya saat berkompetisi di Divisi III Liga Bondowoso,akhir tahun kemarin,sayang PSBA hanya mampu finish sampai perempat final saja.

Menurut ketua PSBA Sudiyanto,bakat Riko terpantau oleh orang-orang Jakarta saat Berkompetisi Piala KONI di Bali,tahun kemarin."Waktu itu ikut tim dari Bali dan juara pertama,dan juara pertama juga kompetisi di daerah Jawa Barat,"terangnya.

Bisa sampai bergabung salah satu klub di Bali tentu juga dukungan orang tuanya.

Selasa, 14 Februari 2017

Dedikasi Rafi Cahyo untuk Dunia Kopi Bondowoso


Yakin Punya Punya Potensi Kopi, Sebelum Muncul Republik Kopi

    RAFI Cahyo termasuk satu di antara anak-anak muda Bondowoso yang punya keahlian dalam menyeduh kopi. Tak hanya sebagai peracik kopi saja, dia juga membagikan ilmunya kepada barista-barista muda di kotanya. Sebelum ada Republik Kopi, dia paham jika kota kelahirannya ini punya potensi besar di dunia perkopian.

WAWAN DWI SISWANTO

    TIGA anak muda siang itu berbincang-bincang serius di cafe siklus Bank Jatim. Dua laki-laki dan satu perempuan. Saat ada konsumen dua pria itu berdiri. Satu pria itu membuat espreso dengan cara manual brewing dan satu lagi memberikan nasehat dan memperhatikan rekannya yang membuat kopi itu. Orang yang memberi nasehat itu adalah Rafi Cahyo.
    Dengan mengenakan kaos oblong warna hitam, Rafi menjelaskan alat-alat membuat kopi kepada Jawa Pos Radar Ijen. Ada french press, vietnam drip ada juga rok presso. Rafi pun menunjukkan alat pembuatan kopi espreso yang digunakan oleh rekannya itu. "Kalau ini untuk embuat espresso secara manual, tidak pakai mesin," ujarnya.
    Nama Rafi Cahyo di kalangan barista Bondowoso memang tak asing. Ya, dia acap kali muncul diacara republik kopi Bondowoso. Terlebih lagi, dia memberikan pembelajaran barista-barista muda Bondowoso yang ingin belajar bagaimana meracik kopi ang mantap. Punya keahlian sebagai barista siapa adalah pekerja tambang batu bara di Kalimantan.

Mengenal Lebih Dekat Ustad Kamaluddin El-Kafa (2-habis)


Produktif Menulis dan Telurkan Kreatifitas

WALAU tempatnya di daerah yang sedikit terpencil, tak kemudian mematikan kreatifitas kamaluddin. Sembari memberikan pengajaran Amtsilati (metode cepat membaca kitab kuning,red) bapak satu anak ini banyak menelurkan kreatifitas. Diantaranya tentang penulisan buku. Sedikitnya sudah sepuluh buku yang ditulisnya.

SHOLIKUL HUDA

    ADA keunikan tersendiri ketika berkunjung ke Ponpes mamba'ul Falah, asuhan Ustad Kamaluddin El-Kafi. Di Ponpes yang terlentak di Dusun Mocek, Desa Wonosuko, Tamanan itu tidak ada aturan baku untuk santri yang ingin belajar amtsilati.

    Perlu diketahui, Amtsilati adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat. Penggagasnya adalah KH Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Fatah, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Di Jawa Timur, Ustad Kamaluddin adalah koordinator wilayah yang membawai sekitar 600 lembaga yang menerapkan Amtsilati.

    Karena itu, di Ponpes Mamba'ul Falah, sering kali ada para ustad dari berbagai ponpes belajar kilatan kitab Amtsilati. Mereka bisa dibilang melakukan studi banding. "Untuk ustad yang sudah mahir, cukup seminggu mempelajari Amtsilai," tutur Kamaluddin. Namun bagi yang pemula, cukup enam bulan belajar dan bisa membaca kitab kuning.

Senin, 13 Februari 2017

Demi Rumah, Pria Ini Bertekad Galang Koin Keliling Indonesia

Bawa Tiga Stel Pakaian, Siap Ngontel Dari Aceh- Papua

DEWASA ini, ngontel atau mengayuh sepeda pancal sudah menjadi kegiatan yang lebih pada hobi. Namun tidak sedikit yang melakukan hpbi ini dengan hal-hal yang ekstrim. Salah satunya dilakukan Sutawar. Pria asal Banyuwangi ini keliling Indonesia dengan sepeda. Tujuannya mencari koin untuk membangun rumah ibunya.

SHOLIKHUL HUDA

Pagi itu terlihat pria dengan topi merah mengayuh sepeda  dari arah Kantor Pemda Bondowoso. Sepeda itu kelihatan lain. Di bagian belakangnya ada dua tongkat yang masing-masing diberi bendera merah-putih. Selain itu peserta yang dinaiki itu, ada diberi dua boks dibelakang. Diatasnya ada benar bertuliskan Keliling Indonesia.

Sepeda itu, dikayuh oleh orang yang bernama lengkap Sutawar. Tulisan di banner yang berbunyi Keliling Indonesia," bukanlah hiasan semata. Dia memang berniat untuk melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan bersepeda. Bondowoso adalah kabupaten ke tiga yang saya lewati," tuturnya.

Kepada Jawa Pos Radar Ijen, Sutawar menerangkan jika perjalanannya dimulai dari Banyuwangi. Tepatnya di Desa Barurejo, Siliragum, Banyuwangi. Alamat itu adalah alamat tempat tinggal ibundanya tercinta. "Saya memanggilamya Emak," terangnya.

Dia bercerita awal kehidupannya sebenarnya dimulai di Lampung. sebab dirinya lahir di Desa Bangunrejo, La,pung. tempat orang tuanya dahulu, adalah transmigran.

Persiapan Tarung Derajat Sebelum Berangkat Kejurda

Tapak Tilas Jalur Gerilya dari Poler hingga Purnama

Latihan keras yang di akhiri refresing menjadi rutinitas setiap cabang olahraga menjelang kejuaraan. Tapi refresing yang dilakukan cabor tarung derajat ini berbeda. Mereka refresing sekaligus tapak tilas dengan jalan kaki di jalur gerilyawan dari Desa Poler Curahdami hingga ke Desa Purnama Tegalampel.

WAWAN DWI SISWANTO 

PAGI itu di Desa Poler, Curahdami ada yang berbeda. Sekitar 20 orang memakai busana serba putih. Mereka adalah atlet dan pelatih tarung derajat yang siap lari-lari kecil menuju Desa Purnama, Tegalampel. Barisan terdepan adalah atlet paling senior yang membawa bendera tarung derajat. Mereka, mulai lari sesekali juga jalan kaki menyisir kampung demi kampung.

Jalan yang menanjak dari Poler menuju Purnama sudah pasti melelahkan. Agar terus semangat mereka bernyanyi lagu-lagu perjuangan termasuk lagu nasional yang sering di dengar saat momen agustusan atau upacara bendera setiap hari Senin di sekolah. Sesekali mereka sering gendong dimana tujuan mereka untuk meneladani semangat dan perjuanagn para pejuang di tugu anjing laut Desa Purnama.

Tugu berwarna hijau itu memang menjadi saksi bisu bagaimana perjuangan gerilyawan Bondowoso mwngusir penjajah pada agresi militer Belanda I dan II. Karena di sana, adalah basecamp gerilyawan untuk istirahat, memikirkan strategi dan memulai melancarkan serangan.

Sabtu, 11 Februari 2017

Video 'Arti Dia' yang Raih Juara Jatim

Aktornya Ibu -Anak dari Keluarga Penerima Manfaat

 

SETIAP tahun, ada lomba pembuatan video dokomenter oleh Dinas Sosial Provinsi. Lomba itu khusus untuk para pengurus program Keluarga Harapan (PKH). Untuk 2016, video dari Bondowoso berhasil menjadi juara. Video itu berjudul 'Arti Dia'.(SHOLIKHUL HUDA)

HAL yang membanggakan dia Lami oleh Iluk Riskia, gadis kelas 6 MIN Locare. Sebab dirinya menjadi salah seorang pemeran video dokumenter yang di buat oleh PKH Bondowoso. Dia menjadi aktor bersama Sujana, ibunya. Memang keluarga ini masuk dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Bondowoso.

Desa Wonoboyo, Klabang; Juara Desa Tangguh Bencana Banjir Bandang


Mandiri Mengurangi Resiko Banjir Bandang

Bencana tak bisa dihindarkan tapi untuk resikonya bisa diminimalisir inilah yang dilakukan warga Desa Wonoboyo saat bencana banjir bandang Januari tahun lalu. Sehiongga salah satu desa di Kecamatan Kalabang ini mendapatkan penghargaan terbaik lomba desaa tangguh bencana tingkat jatim.

SATU tahun sudah berencana banjir bandang menerjang Desa Wonoboyo, kalabang.

Jumat, 10 Februari 2017

Koleksi Museum Kereta Api Bondowoso yang Terus Bertambah

 

Ada Alat Komunikasi Buatan Tahun 1718

Didunua perkeretapian indonesia, nama Bondowoso sedang hangt diperbincangkan. Sebab, PT KAI mulai berubah wajah Stasiun Bondowoso menjadi Musium Gerbong Maut. Jumlah benda bersejarah kereta api pun bertambah mulai alat komunikasi hingga berkas peristiwa gerbong maut saat penjajahn belanda.

MELINTAS Stasiun Bondowoso di jalan imam bondowoso yang sebelumnya tidak ada namanya. Tulisan museum tersebut berwarna jingga tampak kontras dengan cat stasiun berwarna putih itu.

Sejak presmian Museum Stasiun Bondowooso oleh Bupati Amin Agustin tahun kemarin mulai banyak pengunjung yang datang ke stasiun legendaris ini.

Menikmati Pergantian Tahun di Bondowoso Republik Kopi

Pemilik Cafe Kumpul Bikin Kampung Kopi
PARA pengelola cafe untuk membuat sajian spesial di penghujung 2016 kemarin. Mereka mengakhiri 2016 dengan membuat kampung kopi.Hal itu juga tidak lain untuk memudahkan masyrakat luar Bondowoso untuk menemukan sajian kopi spesial Bondowoso.(SHOLIKHULHUDA)
CAR Free Night menjadi momen spesial bagi masyarakat Bondowoso.

Mau Kopi Arabika atau Robusta, Semua Ada

Kamis, 09 Februari 2017

Empat Pegiat Kopi Berbagi Ilmu tentang Barista


Miris Ketika Hotel - Cafe Tak Sajikan Kopi Bondowoso

PREDIKAT Republik Kopi rupanya belum membuat beberapa pihak seperti hotel dan cafe menyediakan kopi asli Bondowoso. Sebab itu, para pengusaha ini dikumpulkan untuk belajar menjadi barista. Empat orang pegiat kopi Bondowoso menjadi mentornya.

EMPAT orang yang selama ini intens mengembangkan kopi asli Bondowoso menjadi mentor para pengusaha Bondowoso. Mereka adalah Mat Husen pemilik label Mat Coffee, Suyitno ketua Koperasi Rejotani, Riswanda pemilik Nine Coffee dan Sigit Kurniawan seorang barista. Mereka semua menjadi mentor dalam kegiatan mendidik kemasyarakatan produktif dalam rangka pemasyarakatan kewirausahaan dan pengembangan wira usaha baru.

Beri Trik Agar Kopi tak Bikin Kembung

Tujuan acara tersebut adalah untuk mengajak para pengusaha perhotelan, cafe,dan kuliner untuk selalu menyediakan kopi asli Bondowoso. Yakni kopi yang di olah dari Bondowoso. Ada kopi Arabika Java Ijen Raung, kopi arabika argopuro, kopi robusta Tlogosari dan berbagai kop asli Bondowoso, padahal predikatnya adalah Republik Kopi, ujar Suyitno, yang merupakan pensiunan polisi tersebut.
Dia menjelaskan, karena predikat Bondowoso Republik Kopi telah dideklarasikan, seharusnya seluruh instansi menyediakan kopi asli Bondowoso. Apalagi hotel dan rummah makan yang selama ini sering menjadi rujukan para tamu. Setidaknya, ketika ada yang tanya kopi asli Bondowoso, mereka siap menyuguhkan."Karena itu, minimal harus tahu ilmu tentang barista,"katanya.
Dia sendiri selama ini hanya adalah  petani kopi. Sebagai petani kopi, dia tidak membatasi diri hanya pada pengolahan on fram saja. Dia juga mempelajari bagaimana pengolahan kopi off fram. Yakni bagaimana mengolah kopi mentah sampai me-roasting kopi."Sampai penyajian juga saya sudah lama mempelajari,"akunya.
Dia mengaku, bagi orang yang tidak biasa meminum kopi arabika, tentunya akan sangat berbeda jika meminumnya. Sebab ada rasa asam pada kopi arabika. Namun dia menjamin, ketika dalam prosesnya benar, maka kopi arabika tidak akan menyebabkan perut mual atau bahkan sampai sakit. Sebab ada orang yang baru operasi usus, katanya tidak boleh minum kopi seduhan saya, buktinya tidak apa-apa, ini membuktikan kopi yang diolah dengan sempurna tidak akan membuat tubuh jelek,"terangnya.
Mat Husein, mentor lainnya menjeaskan, selama ini dia menggeluti petani kopi dan juga proses roasting kopi. Menurutnya, seseorang yang akan menyediakan kopi dalam bentuk siap minum, minimal harus paham roasting."Sebab kenikmatan kopi salah satunya ada pada proses ini," ujarnya.
Dalam roasting ini ada kelas light, medium, dan dark. Dari setiap kelas akan menghasilkan rasa yang berbeda. Rasa suatu kopi juga dipengaruhi sortasi-nya. Ada great I ukurannya tujuh milimetern juga. Tujuannya agar saat diroasting, tingkat ke matangannya bersamaan."Jangan sampai yang kecil matang duluan dan yang besar belum matang,"akunya.
Dijelaskan, bagi pemula, untuk menguasai ilmu roasting kopi minimal harus paham satu persatu. dia dahulu belajar selama enam hari dan ilmu selama enam hari itu ditularkan kepada seluruh peserta yang berasal dari para pelaku hotel, cafe dan rumah makan selama sehari saja.
Sementara Sigit Kurniawan yang pernah mengenyam pendidikan barista bersama Riswanda mengatakan, penyajian kopi yang sesuai dengan keinginan customer sehingga minimal sebelum menyeduh, harus mengetahui dengan detail kopi yang akan disuguhkan."Kalau orang yang meminum kopi itu puas dan cocok, itulah keberhsilan,"ungkapnya.
Dalam penyajian, ada beberapa alat yang diperlukan. Yakni aero press coffee, kalita wave, Vietnam drip dan rok presso. Berbagai bahan itu adalah alat-alat yang dipakai untuk mengolah penyajian kopi. husus agar kopi tidak menyebabkan perut si pemium sakit atau kembung, Sigit mengemukakan kuncinya ada proses tersebut. Yakni saat penyeduhan. Sebab penyeduhan yang salah, membuat korban di dalam kopi tidak terbuang.
Beberapa caranya adalah, saat menyeduh, gunakan air 80 sampai 100 derajat. Selanjutnya ketika menyeduh jangan langsung seluruhnya."Tuangkan air sedikit, diamkan hal itu untuk membuat korban keluar," ujarnya. Selanjutnya baru tuangkan sampai penuh. Jika langkah itu dilakukan, kopi seduhan tidak akan membuat perut kembung. (wah)

Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, 29 November 2016.
Disalin oleh (Jsr)

Kuliner Unik yang Memadukan Kelapa Muda-Bakso

Kelapa Muda Rasanya seperti Kikil Tanpa Serat

MINUMAN dengan durian ataupun dengan alpukat sudah serking kita jumpai.Tapi degan bakso ini'keluaran terbaru.Bagaimana perpaduan segarnya kelapa muda dengan gurihnya bakso,inilah yang disajikan pedagang bakso di daerah Kecamatan Tegalampel.

WAWAN DWI SISWANTO

BAKSO memang sudah sangat cocok dengan lidah orang Indonesia.Ragam menu pun bervariasi ada bakso kaget dengan cabe,bakso granat,bakso kotak,hingga bakso cinta sekalipun.dari sanalah muncul ide dari pedagang bakso di daerah Tegalampel yang mengembangkan kuliner bakso dalam degan.
Abdul Ghani,pedagang bakso itu tertarik mengembangkan kuliner bakso.Pria asal Sekarputih tersebut tentu ingin punya menu yang berbeda dan pastinya lezat."Sempat dulu ada ide bakso coklat dan bakso keju.Tapi biaya nya terlalu mahal,dipikir-pikir tak terjangkau bagi masyarakat Bondowoso,'ujarnya.

Rabu, 08 Februari 2017

Semangat Fika Wulandari menjadi Guru TK LB

Bisa Baca WA, Berharap Guru Update Teknologi

  

     Menjadi difabel Tuna Netra bukan menjadi penghalang bagi Fika Wulandari untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan. Guru TK LB Bondowoso ini tak ingin, difabel tak dipandang sebelah mata dan berharap semua guru terus belajar serta update teknologi.

    JIKA boleh memilih, Fika Wulandari tak ingin jadi tuna netra. Tapi, perempuan asal Desa Taal, Tapen tersebut masih beruntung pernah melihat pohon, rumah, hingga kedua orang tuanya. Ya, Fika memang bukan tuna netra sejak lahir, tapin dia mengalami kebutaan total di usia belasan tahun.

    Fika kecil seperti anak-anak pada umumnya, bermain, berlari, dan bersekolah. Tapi saat duduk di bangku SD atau berusia 9 tahun ada tanda-tanda yang tenang di matanya.

Anik Sudiarti,Juara I Kepsek SMK Berwawasan Lingkungan Tingkat Jatim

Terapkan Hidup Bersih Mulai guru,Satpam siswa hingga kepada sekolah

PETANI itu bersih,wangi dan rapi.Inilah prinsip yang dibangun anik sudiarti,kepala sekolah SMK PP Tegal Ampel Bondowoso.Untuk merubah mindset siswanya tersebut,dia menerapkan kegiatan zero sampah.caranya,mulai guru,satpam,pegawai sekolah,siswa sampai kepala sekolah harus menjaga kebersihan.Karena itu,dia sampai menjadi juara Kepsek SMK Berwawasan lingkungan tingkat provinsi Jatim.

WAWAN DWI SISWANTO

LOBI
atau ruang tunggu SMK pertanian pembangunan Negeri(PPN)tak seperti sekolah pada umumnya.Disana ada ruang resepsionis layaknya hotel atau pun perkantoran.Jika diperhatikan,yang membedakan adalah guru dan staf tak mengenakan sepatu dan hanya memakai kaos kaki.sepatunya pun terlihat di pintu masuk lobi yang berjajar rapi."gak usah dilepas,pakai saja tidak apa-apa.Sepatunya juga tidak kotor tidak dari kebun,"terang Anik Sudiarti kepsek SMK PPN Tegal Ampel itu kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Selasa, 07 Februari 2017

Semangat Warga Desa Wonosari Membangun Destinasi Wisata

Semua Aktif, Kasun dan Kades Pun Ikut Nyangkul

 PESONA Patirana 28 atau lebih di kenal P 28 bisa dikatakan jernih payah semua elemen masyarakat Desa Wonosari, Grujugan. Mereka bergotong-royong, perbaiki jalan hingga buat gazebo. Hal semua tersebut untuk buat bangga jadi orang Winosari dan menggerakkan roda ekonomi warga.(WAWAN DWI SISWANTO)

BAGI pecinta alam dan atlet panjat tebing nama Patirana tak ubahnya adalah lokasi panjat tebing. Tebing dari batuan andesit tersebut pun juga lama sekitar tiga tahunan tak dikunjungi para pengiat ekstrem.

Asyiknya Belajar Pertanian di BPP Besuk, Klabang

 Bisa Petik Langsung Tanaman Pangan dan Hortikultur

BARU-baru ini, BPP Besuk baru saja menggelar diplay varietas, Berbagai varietas tanaman ada di situ. Tempat ini menjadi rujukan banyak orang mulai masyarakat Bondowoso sampai Situbondo. Mereka belajar tentang pertanian.

Senin, 06 Februari 2017

Penyuntengan, Tradisi warga Ramban Kulon Setelah Gugur Gunung

Selamatan di Tengah Sungai untuk Menjaga Mata Air


SEPEKAN setelah adanya perayaan gugur gunung di DESA RAMBAN Kulon, Cermee, ada proses yang bernama Panyuntengan. Tradisi ini adalah tradisi selamatan warga desa untuk menjaga mata air yang membuat daerah sekitar yang dahulunya tandus menjadi subur. ( SHOLIKHUL HUDA )

AWAL pekan lalu, warga Desa Ramban Kulon, Cermee melaksanakan selamat Gugur Gunung. Yakni acara selamatan desa yang berpusat di Komplek pesarean (makam, Red) Raden Imam Asy'ari. Di sebuah masjid dekat makam itulah warga mengadakan selamatan. Mereka membawa nampan yang berisi tumpeng. Saat itu warga berdoa untuk keselamatan desa dilanjutkan dengan tradisi ojung.

Sepekan acara itu, masih ada tradisi yang merupakan keberlanjutan tradisi Gugur Gunung, yakni tradisi Penyuntengan. Tradisi ini adalah tradisi selamatan yang titiknya di sumber mata air."Warga berdoa bersama-sama agar sumber mata air itu tetap terjaga dan bisa memberi barokah kepada seluruh warga diRamban Kulon dan sekitarnya," ujar Andre Mustafa, warga Dusun Krajan III, Desa Ramban Kulon.

Kegiatan itu dilaksanakan awak pekan lalu (14/11). Koordinatornya adalah Fathor Rahman, Juru Kunci Makam Raden Imam Asy'ari. Kegiatan awal, warga membaawa nasi tumpeng dan nasi berkatan. Ada beberapa titik yang menjadi kunjungan sebelum akhirnya melakukan selamatan di sungai.

Ketika Gusdurian bondowoso memperingati Hari Toleransi internasional


Undang tokoh lintas agama dan Putar Film Toleransi

Hari toleransi international yang jatuh pada 16 November diperingati komunitas tersebut membuat acara nonton bareng dan kongkow-kongkow bersama para tokoh lintas agama.


KAMPUS akademi Komunitas di jalan Wahid hasyim bondowoso rabu malam terlihat ramai. Banyak moor dan mobil yang dikendarai anak anak muda masuk diarea halaman kampus tersebut. Mereka ingin bergabung bersama komunitas Gusdurian  Bondowoso untuk memperingati hari toleransi international

dalam forum itu ada forum kerukunan Generasii Muda Antar umar beragama (Forkuguma) , pemuda gereja, tokoh  Gereja Katolik Indonesia, pengurus PC NU Bondowo0sodan masih banyak lainnya. Mereka nimbrung bareng menjadi stu kesatuan Indonesia raya.

Ketua Gusdurian Bondowoso daris Wibosono mengungkapkan, kegiatan peringatan hari toleransi international adalah bagian dari perjuangan jaringan Gusdurian Indonesia  (JGD) untuk mewujudkan cita-cita bersama agar setiap warga negara di Indonesia diperlakukan setara tanpa dikriminasi, peringatan hari toleransi international ini sudah ditetapkan PBB mulai 1995 lalu,, dan kami meneruskan peringatan tersebut," ungkapnya.

Sabtu, 04 Februari 2017

Sound Mini Street Carnival,Kreasi Anak-anak Muda Kalianyar

SELAMA ini,pandangan masyarakat kepada pemuda yang membawa Sound Mini mayoritas menilai negatif.Selain urakan,gaya itu rekat dengan minuman keras.Untuk merubah mindset itu,diadakanlah Lomba Sound Mini Carnival yang berisi kreasi-kreasi anak muda.

Saat Para Barista Bondowoso Rodshow ke Kedai Kopi


Edukasi Kedai-Lesehan, Peragakan Seduh Kopi Yang Benar

DEMAM kopi benar-benar melanda anak muda Bondowoso. Tak hanya penikmati, kopi tapi sudah belajar jadi peracik kopi atau yang sering disebut barista. Kelompok barista muda inilah yang akan mengeduksi kopi asli Bondowoso ke warung, kedai, hingga lesehan di Kota Gerbong Maut.

WAWAN DWI SISWANTO


MAKIN malam makin asyik ngopi, semakin asyik pula ada edukasi tentang perkopian termasuk penyajiannya. Itulah acara yang digelar Bondowoso Barista Society di cafe bunga pelita belum lama ini. Pesertanya pun tak seperti peserta seminar atau lokakarya. Mereka adalah pengunjung cafe, ada pula pejabat serta aktifis.

Deretan Barista asal Bondowoso seperti Teguh, Riswanda, Siget, Ghofur, Oki, Rudi, Raffi dan Bona mulai duduk di satu meja dan menerangkan seputar kopi serta kualitas kopi alas Bondowoso. Tak hanya sekedar itu, mereeka pun memeragakan penyeduhan dan penyajian kopi yang baik dan benar. Penyajian acara yang santai ini pula membuat pengunjung tampak menikmati sembari ditemani secangkir kopi.

Oki humas Bondowoso Barista Society kepada Jawa Pos Radar Ijen menjelakan, bahwa cara yang sengaja digelar tersebut tujuan utama adalah eduksi masyarakat tentang perkopian. Jika warga Bondowoso tak tahu kopi Bondowoso bagi Oki rasanya itu menyakitkan. Sebab, kopi Bondowoso apalagi kopi dengan kualitas yahud.

Bondowoso Barista Society pun punya program mengedukasi 24 cafe. "24 cafe ini ada yang warung kopi, kedai kopi, hingga lesehan," ujarnya. Target 24 cafe tersebut 18 diantaranya adalah yang memiliki tempat dan sisanya lesehan.

Jumat, 03 Februari 2017

Rumah Pancasila yang Terus Roadshow ke Berbagai Pelosok



Ngaji Pancasila, Jelaskan Penerapannya dalam Kehidupan


NGAJI Pancasila. Itulah acara yang digelar oleh Rumah Pancasila Bondowoso. gelaran acara 'Ngaji Pancasila' yang digagas mulai Juni lalu, masih terus berjalan sampai saat ini. Tempatnya pindah-pindah. Terakhir di rumah Kades Bataan, Tenggarang.

SHOLIKHUL HUDA

    RUMAH Kepala Desa Bataan, tenggarang malam itu dipenuhi para ibu rumah tangga, dengan tokoh masyarakat. Elemen masyarakat itu sengaja diundang oleh Hari, kepala desa setempat. Malam itu antusias mereka untuk hadir sangat tinggi. Kedatangan mereka tidak lain untuk mengikuti acar Ngaji Pancasila. Memang acara tersebut terselenggara karena adanya kerjasama dari Rumah Pancasila Bondowoso dengan kepala desa setempat. Kepala desa menjadi tuan rumah, sementara Rumah Pancasila menjadi pemateri.

    Dalam acara itu, ada dua pemateri yang mewakili Rumah Pancasila, yakni Sinung Sudrajat dan Andi Mustafa. Sinung adalah Anggota Komisi IV DPRS Bondowoso sedangkan Andi Mustafa merupakan aktivis dari Desa Ramban Wetan, Cermee.

    Sinung mengatakan, kegiatan yang di gelar di Bataan, Tenggarang itu merupakan kegiatan yang kesekian kalinya. Sebab setelah terbentuk Juni lalu, pihaknya membuat roadshow ke berbagai daerah. "Pernah ke Kupang, ke Cermee dan ke berbagai tempat lainnya, dan kami di Rumah Pancasila terus berkomunikasi dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan tersebut," jelasnya.

Kamis, 02 Februari 2017

Musik Daul,Kesenian Asal Madura yang Terus dipelihara

Belajar dari Kaset, Cegah Anggotanya dari Pengaruh Miras

 

DAUL, jenis musik tradisional asal Madura ini tetap banyak penggemarnya. Tak hanya masyarakat Madura, masyarakat Bondowoso terus melestarikannya.  Sisi positif lainnya, musik yang khas dengan instrumen perkusi ini menekan kenakalan remaja.(WAWAN DWI SISWANTO)

PESERTA terahir dalam parade budaya SMPN 1 Tenggarang kemarin ada yang beda. Jika peserta lainnya menampilkan pakaian adat serta pertunjungan singo ulang, rombongan yang lumayan ini menyajukan musik daul. "Jangan pulang dulu peserta terakhir nanti ada musik daul," ujar Kepala SMPN 1 Tenggarang Triana Inharnani kepada Jawa Pos Radar Ijen.

TNI Polri Guyub dan Rukun

Apel Bareng,Olahraga Bareng, Patroli Bareng dan Donor Darah

SERBA bareng. Inilah yang tampak dari dua anggota TNI dan Polri di wilayah Bondowoso. Mereka tak hanya bersama-sama saat pengamanan saja. Tetapi juga bersama-sama melakukan apel, bakso hingga olahraga.(WAWAN DWI SSISWANTO) 

Kericuhan antar anggota TNI Polri sempat mencuat beberapa bulan lalu. Ada yang sampai main pukul ada pula yang main bakar-bakaran. Saat melihat kenyataan itu, tentu masyarakat prihatin. Apalgi dua aparat tersebut sama-sama betugas menjaga keutuhan NKRI dan ketertiban masyarakat.

Rabu, 01 Februari 2017

Keunikan Kentrung yang Diperagakan Anak-Anak

 Kreasinya Unik, Mengundang Gelak Tama Penonton



KENTRUNG adalah seni Bondowoso. Biasanya, kesenian kentrung in diperagakan oleh orang dewasa. Namun Group Apresiasi Seni (GAS) Bondowoso membuat warna warni lain. Kentrung itu dimainkan oleh anak-anak.

SHOLIKHUL HUDA

GELAK tawa mewarnai aula Pendapa Kabupaten waktu lalu. Salah satu penonton saat itu adalah Bupati Amin Said Husni. Tawa itu datang dari penampilan anak-anak yang tengah memperagakan aksi keseninan Kentrung. Menariknya, Kentrung itu dilakukan oleh anak-anak. Bahkan ada anak yang masih kelas 5 SD

Permainan Kentrung itu diperagakan anak-anak saat pembukaan pertemuan Forum Anak Bondowoso (FAB). Saat itu para pemain Kentrung mengangkat tema tentang pergaulan remaja. Joke yang mereka bawakan juga tidak jauh dari tema. Yakni tentang pernikahan dini, narkoba hingga seks bebas. "Ini adalah hal baru, sebab biasanya Kemtrung diperagakan hanya beberapa orang, namun saat ini massal," jelas Juanidi, Ketua Group Apreiasi Seni (GAS) yang menjadi pembina Kentrung tersebut.

Karena pertemuan itu membahas remaja, maka pihaknya menyiapkan materi tentang remaja.

Operasi Tulang Belakang Kali Pertama di RS Dr Koesnadi

Tak Perlu Keluar kota,Kita mampu Operasi Ortopedi


ACUNGAN jempol patut diberikan kepada tim operasi tulang belakang dan syaraf di RS dr Koesnadi.Mereka adalah dr Rudi Dewantara Limanto Sp OT dan dr Dian Ika Setyarini Sp An.Keduanya berhasil mengoprasi salah satu pasien yang mengalami patah tulang belakang dan syaraf putus.Nama pasien memang dirahasiakan,namun besar kemungkinan dia tak akan lumpuh lagi setelah menjalani operasi dan perawatan.

NAHAS menimpa warga Bondowoso berumur 50 tahun ini.Saat naik ke sebuah pohon sekitar 5 meter di pekarangan rumahnya,ranting yang di injaknya patah dan dia pun terjatuh.Sialnya,dia jatuh dengan posisi punggung dibawah.

Sejak kejadian itu,dia pun tak bisa bergerak sama sekali.Melihat kejadian itu,anggota keluarga korban membawanya ke IGD dr Koesnadi Bondowoso.Dokter spesialis bedah tukang yakni dr Rudi Dewantara Limanto Sp OT langsung menangani kondisi pasiennya itu."kondisinya amat parah.Pasien mengalami patah tulang belakang.Selain itu,ada syaraf yang putus sehingga mengalami lumpuh total,"terang dr rudi kepada Jawa Pos Radar Ijen,kemarin(1/11).

Melihat kondisi itu,kata dr Rudi,pihaknya meminta izin kepada pihak keluarga pasien untuk melakukan operasi dengan memasang pen dan penyambungan syaraf yang putus,maka pasien akan lumpuh selamanya.