Produktif Menulis dan Telurkan Kreatifitas
WALAU tempatnya di daerah yang sedikit terpencil, tak kemudian mematikan kreatifitas kamaluddin. Sembari memberikan pengajaran Amtsilati (metode cepat membaca kitab kuning,red) bapak satu anak ini banyak menelurkan kreatifitas. Diantaranya tentang penulisan buku. Sedikitnya sudah sepuluh buku yang ditulisnya.SHOLIKUL HUDA
ADA keunikan tersendiri ketika berkunjung ke Ponpes mamba'ul Falah, asuhan Ustad Kamaluddin El-Kafi. Di Ponpes yang terlentak di Dusun Mocek, Desa Wonosuko, Tamanan itu tidak ada aturan baku untuk santri yang ingin belajar amtsilati.
Perlu diketahui, Amtsilati adalah kitab atau buku berisi metode membaca kitab kuning secara cepat. Penggagasnya adalah KH Taufiqul Hakim, pengasuh Pondok Pesantren Darul Fatah, Bangsri, Jepara, Jawa Tengah. Di Jawa Timur, Ustad Kamaluddin adalah koordinator wilayah yang membawai sekitar 600 lembaga yang menerapkan Amtsilati.
Karena itu, di Ponpes Mamba'ul Falah, sering kali ada para ustad dari berbagai ponpes belajar kilatan kitab Amtsilati. Mereka bisa dibilang melakukan studi banding. "Untuk ustad yang sudah mahir, cukup seminggu mempelajari Amtsilai," tutur Kamaluddin. Namun bagi yang pemula, cukup enam bulan belajar dan bisa membaca kitab kuning.
Beri Kebebasan santri Dalam Belajar
Kembali pada aturan yang menarik di ponpes itu, dalam kesehariannya tidak agar santri masuk dan belajar. Sehingga mereka pun bebas tanpa ada kekangan apapun di ponpes. "Saya tidak membatasi, sebab jika ada batas, maka akan ada paksaan. Dan ketika kembali ke rumah, santri yang merasa dipaksa oleh aturan itu, akan mencari pelampiasan, makanya saya tidak ingin ada paksaan," terangnya.Sistem yang diterapkannya adalah memberikan kewenangan penuh kepada santri. Dimana ketika santri butuh pengajaran, mereka akan dengan sendirinya sadar untuk mengikuti sebuah kelas belajar. "saya tidak membuat aturan tertulis, ketika jamnya sampai, ngaji-ya-ngaji," ungkapnya.
Hal tersebut diterapkan dengan maksud untuk memberikan kepekaan dalam muro'ah atau kesadaran diri. Selain itu, memang dia membuat berbagai jenjang pendidikan dengan paket yang menarik. Yakni fan fiqih, fan hadits, fan tafsir dan fan tasaywuf. Berbagai tingkatan inilah yang bisa dipilih oleh para santri.
Di lain dari sisi kesibukannya itu, dirinya juga merupakan orang yang produktif menelurkan waktunya untuk menulis. Sedikitnya selama ini sudah ada sepuluh buku yang dia tulis. Berbagai buku itu berupa ringkasan dari beberapa kitab yang dibuat nadzoman. "Jadi bisa dihafalkan dengan dilagukan," ujarnya.
Buku yang pertama adalah Qodrat Wanita yang dibuatnya pada 2005 lalu. Buku ini merupakan sari rangkuman dari kitab I'anatunnisa.' Di dalamnya menerangkan tentang haid-nifas-istihadloh dan masalah penting lainya.
Selanjutnya buku fiqih junior Proud To Be Women 'Kalender Haid; Safinatun Najah 'The Ship of Salvation a basic Texk an islamic Worship According to the Shaafi'i School of Thought; dan berbagai buku lain.
Menariknya, berbagai buku itu ditulis di tengah aktivitasnya yang padat. Bahkan ada buku uyang ditulisnya ketika perjalanan. Baik saat naik kereta maupun saat yang berjudul Fiqih Junior, dan alhamdulillah selesai," ungkapnya.
Selain sepuluh buku itu, saat ini ada 15 buku yang masih dalam editing. Satu hal yang menjadi prinsip baginya, yakni bagaimana membuat mudah memahami fiqih dan apapun. Tentunya berbagai buku itu dipersembahkan untuk anak-anak bangsa. Sebab dia berprinsip, memondokkan anak di rumah sakit. Keberadaan pesantren membangun budaya masa depan, karena gelombang peradaban masa depan merupakan satu kesatuan dari gejolak Magna Kultural dari dalam dan kekuatan Globalisasi yang menerjang dari luar," pungkasnya. (wah/habis)
Sumber : Jawa Pos Radar Ijen 12 Januari 2017
Ditulis Kembali Oleh : (IS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar