Kamis, 16 Februari 2017

Ibu-ibu Muda Enerjik yang Peduli Kebersihan Mukena di Masjid


Berawal dari Risih Bau Mukena, Kumpulkan-Cuci Mukena

SELAMA ini, banyak didapati mukena yang berbau apek karena kurang perhatian. Para ibu muda di Bondowoso ini membuat terobosan dan bergelirnya ke masjid-masjid. Mereka mencuci mukena tersebut agar nyaman saat dipakai salat.


SHOLIKHUL HUDA

JUMAT pagi itu, keceriaan anak sekolah mewarnai Masjid At Taqwa Bondowoso. Diantara suara bising itu, ada beberapa ibu-ibu yang tengah asyik dengan mukena. Tepatnya saat itu ada empat ibu-ibu yang masih muda. Sekilas mereka seperti orang yang sedang berjualan. Namun jangan salah, mereka tengah menghitung mukena yang baru diambil dari masjid Jamik tersebut.

Mukena itu, baru saja diambil dari almari kaca di masjid tersebut. Keempat ibu muda itu menghitung jumlah mukena itu. Totalnya ada 8 mukena terusan, ada 20 mukena atas bawah dan ada mukena bawahan saja 10 dan mukena atasan 9. Total ada 48 mukena yang ada di almari kaca. "Mukena ini, akan kami cuci," ujar Sunfi Pahlawati, salah seorang dari keempat itu muida itu.

Setelah didata, mukena itu lantas dibawa oleh keempat ibu-ibu ini. Mereka mencuci mukena tersebut agar bersih  dan wangi. Kegiatan itulah yang kemudian mereka namakan 'Gerakan Jumat Mewangikan Mukena'. Hal itu karena didasarkan akan keprihatinan para ibu muda ini ketika mampir salat di berbagai masjid.

Sunfi Phlawati sendiri adalah ibu muda yang berasal dari Sukosari. Selain dirinya, ada tiga ibu muda lainnya. Yakni Farah Annisyah yang merupakan dosen Unibo, Fenny Vikhe dari Tlogosari dan Yuliatul Gibtiya dari Tegalampel. Mereka bertemu secara tidak sengaja. Saat Sunfi ingin melakukan kegiatan itu, lantas dia iseng mengunggah di medsos. Ternyata ada ibu-ibu lainnya yang merespon. "Kebanyakan adalah para ibu yang memiliki  pandangan yang sama, sebab itu lantas merespon dan berkumpul," terangnya.

Gerakan itu rupanya tidak dilakukan Sunfi kali itu saja. Sebab sebelumnya, dia telah mencoba melakukannya di berbagai masjid. Hal itu berawal ketika dirinya yang sering keluar kota, mampir ke suatu masjid untuk salat. Di saat memakai mukena yang ada di masjid, seringkali tidak ada pilihan.

Agar Tetap Bisa Salat, Jaminkan Mukena Pribadi di Masjid

Semuanya ternyata bau kurang enak. Lantas terbesit dalam pikirannya untuk melakukan gerakan. "Akhirnya ketika tidak ada kegiatan, saya mencoba mencuci mukena di sebuah masjid, dan ternyata saya enjiy," terangnya.

Selanjutnya, dia memprogramkan melakukan kegiatan itu setiap Jumat. Dia meluangkan waktu untuk mencari mukena di beberapa masjid yang sering dibuat salat para tamu atau mereka yang sedang dalm pekerjaan. "Intinya masjid yang ada di kota atau masjid yang ada di pinggir jalan besar, sebab pasti ada mukenanya," ujarnya.

Dalam gerakan itu, para ibu muda ini tidak begitu saja membawa mukena yang hendak dicuci. Mereka mengumpulkan mukena miliknya sebagai menjadi jaminan. sehingga ketika seluruh mukena itu dijaminkan, maka masih ada mukenan yang dipakai untuk salat. "Jadi kami menaruh mukena kami, kalau tidak kan mukenanya habis, namun kami beri tanda tulisan di mukena kami," tuturnya.

Yuliatul Gibtiya, ibu dua anakl dari Tegalampel ini mengaku sangat senang bisa melakukan  hal-hal sosial. Sebab memang dirinya juga mendapati banyak masjid yang persediaan mukenanya jarang dicuci. "Sebab itu kami hadir, dan kami senang melakukan kegiatan seperti ini," terang istri Nuris Syamsi tersebut.

Menurutnya, kegiatan itu bisa dilakukan siapapun didaerah masing-masing. Sehingga dirinya bertekad untuk mengajak ibu-ibu lainnya melakukan hal yang sama. Sehingga tidak akan ada mukena yang apek lagi di suatu masjid. "Karena rajin di cuci," pungkasnya. (wah)

Sumber : Jawa Pos Radar Ijen, 23 Januari 2017
disalin oleh :(er)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar