Senin, 27 Februari 2017

Musang Lovers, Komunitas Penggemar Musang di Bondowoso


Peduli Karena Ada Musang yang Mulai langka

MUSANG atau Luwak, merupakan hewan liar. Tak banyak masyarakat yang memeliharanya. Namun beberapa pemuda di Bondowoso, memelihara dan mencintai musang dan membentuk komunitas Bondowoso Musang Lovers,

PAGI itu, beberapa musang berlari-lari di sekitar Paseban Alun-alun Ki Ronggo. Beberapa musang itu berlari lari menjauh dari pemiliknya. Sesekali sang pemilik mengejar. Namun karena musang musang itu sudah patuh, mereka kembali kepada pemiliknya. Itulah suasana kegiatan Bondowoso Musang Lovers (Bomers) pada Minggu pagi di acaraCar Free Day. (CFD)

Pupun ketua Bomers mengaku saat ini ada sekitar sepuluh orang yang bergabung dalam Musang Lovers. Mereka adalah pemuda Bondowoso yang suka memelihara musang. Musang atau luwak tersebut bahakan sampai nurut , sehingga mereka dilepas tanpa tali. "Kalau memeliharanya sejak kecil. ya penurut," ujar pemuda asal MT Harryono, Badean Bondowoso itu.

Dia menjelaskan., Bomers adalah bagian dari perkumpulan pecinta musang di Indonesia.Di kancah nasional ada Musang Indonesia (P3MI). Visi kami melestarikan atau mengembangbiakkan musang di Indonesia agar tidak punah," tegasnya.

Saat acara CFD itu, Bomers juga memberi edukasi tentang pengetahuan musang pada masyarakat. Yakni dengan membuat banner berbgai jenis musang.

Bisa Dikasih makan Nasi dan Buah

Dalam gambar itu ada jenis Musang Ferret, Bintorung Borneo, Binturong Jawa, Musang Akar Borneo, Musang Bali Brown, Garangan Jawa, Musang Akar Jawa dan lain sebaginya.

Dari sekitar 18 jenis musang, kata Pupun, hanya ada dua musang yang dilindungi, Yakni jenis Musang Binturong Borneo dan Bintorung Jawa. Sebab dua jenis musa tersebut seudah sangat langka, sehingga pemerintah melindungi musang itu untuk tidak dibunuh dan memeliharanya harus dengna seizin BKSDA.

Pupun menjelaskan, selain misi pihaknya juga punya visi. yakni mensosialisasikan kepada masyarakat luas bahwa musang bisa menjadi hewan piaraan. Selain itu juga merubah pandangan buruk masyarakat tentang musang. "Makanya, banyak orang y6ang mendekat, dengan hanya sekedar tanya dan bahkan berpose bersama musang," terangnya.

Alumnus Ummuh Jember ini mengaku, mempunyai musang sudah sejak 2023 lalu saat dia kuliah di Ummuh Jember. Awal kali dia memelihara karena ingin mencoba sesuatu yang tidak biasa, ternyta dia suka. "Bahkan saya beternak musang di rumah," ungkapnya.

Untuk jenis musang yang dipeliharanya. makanya sangat simple. Yakni hanya dengan nasi yang yang campur dengan kepala ayam atau ceker ayam. makanan itu, dia biasakan sejak kecil, sehingga saat besar sudah terbiasa makan makanan tersebut."Namun juga kadang buah-buahan," ungkap pria yang kini memiliki tujuh musang tersebut.

Untuk jenis musang pandan, dia mengaku tidak bau apek. namun justru bau wangi pandan, sehingga itulah alasannya mengapa sampai ada kopi luwak. Sevbab yang dimakan musang, menjadi kotoran yang memiliki bau pandan. Dan di dalma perut luwak terjadi fermentasi yang menjadikan kopi lebih spesial atau lebih kucet.

namun memang, untuk luwaK atau musang yang digunakan untuk membuat kopi luwak, tidak sembarang luwak. Sebab untuk luwak piaraan, kebanyakan tidak mau memakan kopi yang masak. "Musang saya semua tidak ada yang mau makan kopi, kecualai musang yang liar4 yang biasa nya dipaki PTPN untuk membuat kopi luwak," ungkapnya.

Sementara Febriana Savitri, salh seorang anggota Bomers dari Wonosari mengaku, baru ikut perkumpualan itu sekitar satu bulan. Namun dia sudah memelihara nusang sejak empat bulan lalu. Menurutnya musang itu adalah binatang yang asyik. "Cara memeliharanya hampir sama seperti memelihara kucing." ujarnya.

Dia mengaku, membeli musang dari pasr hewan. Dia membeli dengan harga Rp 200 ribu. Menurutnya musang itu hewan yang asyik. karena bisa berlari kencang dan bisa ke,mbali dan mengenali tuannya atau pemilinya. "saya senang, dan saya butkan kadang sendiri, sehingga tidak membuat kotor," tegasnya. (wah)

Sumber: jawa Pos Radar Ijen, 14 Februari 2017

Disalin Kembali Oleh.(Rs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar