Senang karena Menyukai Ikan dan Keindahan
AQUASCAPE adalah seni mengatur tanaman air yang dipadukan dengan kayu, batu, dan ikan. Diyakini, aquascape ini dapat menjadikan mata segar dan bisa me-refresh otak bagi yang melihatnya. SHOLIKHUL HUDA.RATUSAN ikan memenuhi aquarium di rumah Kapriyanto yang berada di Dusun Krajan, RT4 RW 1, Maskuning kulon, Pujer. Ikan-ikan itu ditebar di beberapa aquarium besar. Ada yang bentuk ikan itu kecil dan adan yang bentuknya besar. Selain itu, ada berbagai macam tumbuhan air yang ditanamnya didalam aquarium. Tidak hanya tumbuhan air, namun banyak juga batu dan kayu yang dibentuk dengan dilapisi lumut alami yang dirancang pertumbuhannya.
Semua itu dibuat oleh Kapriyanto. Dia adalah sarjana pertanian Unej. Saat kuliah dahulu, dia menempuh Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (Hpt) Faperta Unej. Ternyata dalam perjalanannya, Kapri tertarik dengan pembuatan aquascape."Awalnya ada komunitas di Jember, akhirnya saya ikut,"ujarnya.
Komunitas itu bernama Aqua Scap Jawa Timur. Saat itu ada beberapa pegiat aquascape yang berasal dari berbagai daerah. Kebetulan komunitas itu menggelar acara di Jember. Akhirnya pada 2014 itu, dia bergabung dan mulai belajar tentang aquascape.
Karena memang dasarnya dia suka ikan, maka dengan lancar dia menguasai pembuatan aquascape. Menariknya, ketika para pegiat aquascape mencari tumbuhan air dari luar negeri, dia banyak mencari tumbuhan air dari luar negeri, dia banyak mencari tumbuhan air itu di Bondowoso.
Indah Ditaruh di Meja Makan atau Dinding
"Namun ada juga yang dari luar negeri, seperti di Afrika, saya beli melalui paketan," tegasnya.Khusus untuk tumbuhan lokal,tumbuhan itu harus di latih untuk beradaptasi erlebih dahulu. Sebab memang sebelumnya tumbuhan tersebut tidak tumbuh didalam air, melainkan tumbuh sekitar air. Namun dengan cara perlahan-lahan, tumbuhan itu bisa hidup didalam air.
Untuk pupuknya, dia yang menguasai ilmu pertanian, membuat pupuk khusus. Pupuk itu sebagai makanan tumbuhan yang berada di dalam air. Sehingga walau terus terendam, tumbuhan itu masih bisa tercukupi kebutuhan makanannya. "Untuk makanan tumbuhan, saya membuat bacteri starter," terangnya.
Mantan Ketua IPNU Bondowoso ini menjabarkan, bacteri starter itu juga sebagai pengganti kebutuhan CO2 tanaman. Sebab tanaman selalu butuh CO2 untuk proses fotosintesis. Bakteri itu, CO2 bisa menghasilkan CO2 yang dibutuhkan tanaman. Sehingga tidak perlu menaruh tabung gas CO2 didalam air.
Khusus untuk ikan yang ditaruh adalah jenis ikan yang memang mini. Dimana ikan itu sudah mencapai bentuk maksimal dengan bahan yang sangat kecil. Sehingga kelihatan sangat indah. Apalagi ikan-ikan yang bisa mengkilau saat terkena cahaya, bisa menjadikan setting latar aquascape menjadi lebih indah. "Ikan itu adalah ikan hias dari laut yang sudah dibiasakan hidup di air tawar," ujarnya.
Ikan-ikan itu katanya, didapat dari para komunitas aquacape di Indoneia. Mereka yang memiliki ikan, mensuplai rekan-rekan di berbagai daerah. Untuk saat ini, sudah memiliki puluhan jenis ikan hias.
=-Untuk lebih indah, dia membuat terobosan. Biasanya aquascape ini ditaruh di kaca aquarium dan tempatnya di atas meja, namun dia membuat terobosan dengan membuat hiasan dinding. Sehingga ada dinding dengan hiasan hidup dan alami. Selain itu bisa juga dibuat ditengah-tengah meja."Bisa dilihat sembari menerima tamu, keindahannya pastinya menarik,"ujar santri Alumnus SMA Al Ibrahimy Sukorejo tersebut.
Menurutnya, dari niatan iseng-iseng itu, kini banyak orang yang memesan kepadanya. Khusus untuk Bondowoso memang dia bedakan dengan daerah lain, karena pertimbangannya tidak hanya untung, namun bisa membuatnya hiasan bagi masyarakat yang memiliki uang pas-pasan."Namun terkadang kami menyesuaikan dengan anggaran, intinya kami tidak hanya mencari profit, namun kami ingin menularkan ilmu kepada anak-anak muda Bondowoso,"tegasnya.
Dia menambahkan, membuat aquascape adalah hobi yang menarik. Apalagi saa mencari berbagai jenis tanaman hias yang ada di pinggir-pinggir sungai."Penuh jiwa tantangan, namun saya suka,"pungkasnya.(wah)
Sumber: Jawa Pos Radar Ijen, 09 Februari 2017
ditulis kembali oleh: JSR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar