SHOLIKHUL HUDA,Jember
HUJAN yang sempat mengguyur wilayah Desa kalianyar,Tamanan akhir pekan kemarin tak menyurutkan semangat ratusan pemuda yang berkumpul di lapangan kalianyar.Kelompok pemuda itu datang dari berbagai daerah.Ada yang dari Bondowoso dan Jember.Sore itu,mereka menampilkan kemampuan di jalanan lewat ajang Sound Mini Street Carnival.Para peserta menunjukkan kemampuan tarinya sembari mengelilingi desa.Lomba ini adalah lomba anak muda yang memiliki perkumpulan tari sound mini.Penampilan dengan menggunakan sound system ini acapkali muncul pada carnaval Agustusan.Para pemuda bergerombol membawa sound sistem kecil.Di sekitar sound itu mereka berjoget."Namun jogetannya selama ini tidak teratur,joget sendiri -sendiri,dan justru dipandang negatif oleh masyarakat,"aku Alan Ferryansyah,Ketua Gen X Kalianyar yang menjadi pelopor kegiatan.Padahal,kata dia,di dalamnya ada semangat pemuda untuk membuat sebuah karya.Agar tujuannya tercapai,para pegiat Mini Sound System akhirnya membuat kreasi tarian.Sound System ditarik sambil jalan,di belakangnya diiringi oleh kreasi tari anak-anak muda."Dengan penampilan yang terorganisir seperti ini,justru bisa menjadi hiburan masyarakat,"akunya.Desa kalianyar sendiri baru pertama kalinya menggelar kegiatan itu.
Perubahan Diawali dari Anak-anak Muda
Hanya saja,pesertanya adalah mereka yang sudah masuk dalam komunitas tersebut.Sehingga walau pertama,sudah ada 40 kelompok yang ikut.Selain dari Bondowoso,para peserta datang dari Ambulu dan Pakusari,Jember dan berbagai daerah lainnya.Mereka mengkreasikan pertunjukkan tari yang sangat unik.
Kepala Desa Kalianyar Eva Anggaini mengajku kreasi para pemuda yang tampil dalam ajang Sound Mini Street carnival sangat kolaboratif.Sebab ada kelompik yang menampilkan tarian jaranan lengkap dengan kostumnya,ada yang menampilkan tari senam dan banyak kreasi lainnya."Intinya warga tidak merasa jika para pemuda ini urukan,sebab mereka memiliki talenta menari,"jelasnya.
Adik Subangkit Adi Putra,anggota DPRD Bondowoso ini mengatakan,ide yang dicetuskan sangat bagus.Sebab walau hanya level desa,namun pesertanya sampai datang dari luar daerah.Selain itu karya mereka diapreasikan oleh masyarakat.Eva berprinsip,karya pemuda-pemudi yang seperti itulah yang harus didorong.Dimana mereka memiliki keinginan untuk membuat sebuah karya,dan desa membantunya."Prinsip saya you dream it,we make it,"tegasnya.Sebab memang perubahan diawali oleh para pemuda.Ketika para pemudanya bisa berkreasi,maka akan ada perubahan kearah positif.Eva menilai,apa yang di lakukan anak-anak muda tersebut adalah dalam rangka membuat perubahan yang arahnya positif.
Kebetulan,bulan ini dalam rangka peringatan sumpah pemuda dan Hari Pahlawan,sehingga bertepatan dengan itu,sangat tepat menurutnya ketika kreasi itu datang dari para pemuda.Setidaknya mereka memiliki rasa untuk bisa berbuat dan bisa berkreasi.
Dari jumlah peserta 40 kelompok,dimenangkan oleh kelompok Arpak(Arek Pakusari)Jember.Kelompok ini menampilkan seni kreasi tari jaranan.Kostumnya juga memakai jaranan sehingga memang sangat menarik peminat masyarakat yang melihat.Sementara Slamet Riyadi,Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia(HPI)Bondowoso yang merupakan pemuda asli Kalianayar juga ikut mengapresiasi gelaran tersebut.Menurutnya bagaimanapun kreasi bisa mengenalkan potensi suatu daerah."Khususnya kalianyar,saya ini di daerah lain,jadi bisa menjadi agenda rutin,"ujarnya.(wah)
Sumber: Jawa Pos Radar Ijen 16 November 2016
Ditulis oleh(AF)
pencetus pertama kali tarian itu siapa geh?
BalasHapusgan ijin geh saya pakai fotonya untuk promosi kegiatan lomba sound mini di dewa dawuhan kecamatan grujugan...
insya allah akan dilaksanakan tgl 16 september 2018